Selalu Bersyukur dan Teruslah Bersyukur
Renungkanlah sejenak apa yang telah Allah
titipkan pada diri ini!
Allah menitipkan kehidupan yang layak, rumah yang nyaman,
kendaraan yang mudah dan lancar. Diberi kesempatan hidup yang aman dan tenteram
sementara diluar sana sebagian orang tidak punya tempat untuk berteduh, dibelahan
bumi sana anak-anak kecil berteriak histeris memanggil-manggil kedua orang
tuanya yang telah bercerai berai akibat peperangan. Bertahan hidup dengan perut
yang melilit merasakan kelaparan yang luar biasa. Tidakkah Anda berpikir
memiliki dua kaki, dua tangan, dua bibir, dua mata, lidah dan hidung yang masih
dapat membedakan mana aroma yang harum dan mana yang tidak. Diberikan otak yang
sehat untuk dapat berpikir dengan cerdas agar dapat membedakan mana yang halal
dan mana yang haram, serta dijauhkan dari kegilaan yang menghinakan.
Coba Anda pikirkan
jika salah satu nikmat yang Allah berikan itu, lalu dicabut kembali. Bayangkan
jika diberikan hanya satu kaki saja, satu tangan saja dengan mata yang buta.
Dan oksigen yang kita hirup selama ini setiap detik, setiap menit. Sekarang anda
bayangkan jika setiap detiknya kita bernafas dan harus membayarnya. Berapa
triliun rupiah yang harus kita gelontorkan selama satu jam saja. Sungguh nikmat
yang Allah berikan tak tertandingi nilainya.
(Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup
menghitungnya)
(QS. Ibrahim:34)
Saudaraku.. tetaplah
bersyukur dan teruslah anda bersyukur. Sesungguhnya
kita sudah sangat beruntung. Janganlah sesekali membanding-bandingkan hidupmu
dengan hidup orang lain. Tidak ada perbandingan antara matahari dan bulan,
mereka bersinar saat waktunya tiba. Jangan bandingkan prosesmu dengan proses
orang lain, tidak semua bunga yang tumbuh dan mekar secara bersamaan. Jangan pakai takaran hidup orang lain sebagai
takaran hidupmu. Karena sepatu manusia itu tidak harus sama. Kalau ukuran
sepatumu 39, nikmati dan syukuri 39. Jangan minta ukuran 42, nanti kelonggaran,
saat dipakai tidak nyaman, yang ada malah jatuh dan terlepas. Begitu sebaliknya
jangan pula meminta ukuran 36, terlalu kecil dan sempit, nanti kakimu bisa
lecet-lecet dan kemudian sakit. Lihatlah dengan penuh kesyukuran, bahwa inilah
ukuranmu.
Bisa jadi hidup
yang saat ini kita jalani dan keluhkan adalah hidup yang orang lain impikan dan
inginkan. Bisa jadi semua masalah yang kita anggap terlalu berat untuk dilalui
adalah masalah ringan yang orang lain harapkan karena kini mereka sedang ada di
kondisi yang jauh lebih sulit. Marilah lebih banyak bersyukur untuk apapun yang
sedang kita jalani. Suka duka, susah senang, manis pahit, sedih bahagia semua
warna kehidupan menghiasinya. Jadikan itu semua menjadi pelangi kehidupan agar
hidup terasa lebih indah meskipun berbagai cobaan terus menyertai. Hadapi dengan
senyuman, In sya Allah semua akan indah pada waktunya.
Betapa banyak
orang yang terkesima dengan kilauan harta orang lain. Tidak pernah merasa cukup
dengan harta yang ia miliki. Jika sudah mendapatkan suatu materi dunia, dia
ingin terus mendapatkan yang lebih. Jika sudah mendapatkan sebuah motor, dia
ingin mendapatkan mobil kijang, jika sudah memiliki mobil kijang, dia ingin
mendapatkan mobil Fortuner. Dan begitulah seterusnya sampai pesawat pun dia
inginkan. Itulah watak manusia yang tidak pernah puas. Selalu mengikuti hawa
nafsunya yang takkan pernah habis sampai ajal menjemput. Jangan jadikan takaran
hidup orang lain sebagai standar dalam hidupmu. Karena tidak semua apa yang
dimiliki orang lain pas dan cocok untukmu. Untuk itu belajarlah menerima dan
mensyukuri apa yang kamu miliki tanpa membandingkan dengan kehidupan orang
lain. Sebab Allah sudah mengatur semuanya sesuai dengan porsinya masing-masing.
Lihatlah orang dibawahmu jangan melihat orang yang diatasmu. Tak perlu engkau
iri dengan nikmat orang lain. Karena kita tidak pernah tahu apa yang telah
Allah ambil darinya. Bumikan segala ikhtiarmu dan biarkan langit yang menulis
semua perjuanganmu. Dia yang Maha Mengetahui, mendengar setiap bisikan doamu.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda, “Jika salah seorang
diantara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa)
[al kholq], maka lihatlah kepada orang yang berada dibawahnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Mengapa kita sulit
sekali bersyukur ?
Karena memang
Allah nyatakan bahwa hanya sedikit saja hambanya yang bersyukur.
v
Anakmu yang berisik adalah impian bagi wanita yang
ditakdirkan tidak punya anak.
v
Rumahmu yang kecil adalah impian bagi orang-orang yang
terusir dan tergusur.
v
Hartamu yang sedikit adalah impian bagi orang-orang yang
terlilit hutang.
v
Wajahmu yang pas-pasan merupakan impian mereka yang cacat
sebagian tubuhnya.
v
Pasanganmu yang sangat sederhana merupakan impian bagi
mereka yang belum ditakdirkan jodoh.
Lalu pantaskah Anda mengeluh? stop untuk terus mengeluh?
liatlah betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada Anda namun
disia-siakan begitu saja. Bersyukurlah selalu sahabatku, bahkan dengan sandal
jepit yang kau punya, karena diluar sana ada yang berharap memiliki kaki. Bersyukur
itu bukan karena semuanya baik-baik saja, tapi bersyukur itu karena kita
percaya selalu ada sisi baik dibalik sesuatu yang kita anggap tidak baik. Kita
itu harus ngalamin dulu terjatuh, jadi tahu jatuh tu gak enak, jadi tahu jatuh
tu gak menyenangkan agar kita bisa bangkit setelah jatuh itu. Maka tidak
penting seberapa sakitnya kamu terjatuh, tapi yang paling penting seberapa kuat
engkau bisa bangkit dari jatuh itu.
Nikmatilah hidup ini layaknya air yang
mengalir, semua sudah diatur oleh sang Maha Pengatur hidup. Silahkan jika
engkau ingin bahagia, bahagialah secukupnya, jika ingin bersedih, bersedihlah
seperlunya. Mencintaipun sewajarnya dan membencipun sewajarnya. Tapi bersukur
haruslah sebanyak-banyaknya. Bila air yang sedikit dapat menyelamatkanmu dari
rasa haus, tak perlu meminta air lebih banyak yang barangkali dapat membuatmu
tenggelam. Maka selalulah belajar cukup dengan apa yang kamu miliki. Sesedih-sedihnya hidup kita,
semarah-marahnya kita sama takdir, percayalah masih banyak orang yang tidak
seberuntung kita diluar sana. Janganlah sedih, janganlah risau. Ketika kamu
menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini hanyalah sementara, maka kamu akan
mengerti bahwa “keluhmu perlu sujud, lelahmu perlu ibadah dan usahamu perlu
pasrah.” Terkadang yang membuat manusia lelah itu karena ketidakyakinan perihal
persoalan-persoalan yang sebenarnya sudah ada digenggaman Allah. Ada saatnya
kita harus menerima yang sudah Allah takdirkan untuk kita, karena setiap takdir
pasti ada hikmah yang tersirat yang harus kita syukuri. Oleh karena itu, tetaplah
selalu bersyukur dan bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.
Be Humble Be
Simple
Jadilah orang yang tetap sejuk ditempat
yang panas, tetap terasa manis walaupun terlihat pahit, tetap merasa kecil
walaupun sudah menjadi besar. Jadilah rendah hati. Jangan meninggi karena kamu
bukan langit, belajarlah merendah karena kamu hidup dimuka bumi. Rendah hatilah
serendah-rendahnya sampai tidak ada orang yang bisa merendahkanmu. Tenanglah
sahabatku.. hidup ini tidak sesulit apa yang kamu gelisahkan. Be humble..
hiduplah lebih sederhana, syukurilah apa yang ada. Jangan gelisah dengan apa
yang tidak ada, terima apa yang diberi dan jangan pernah komplain dengan
sesuatu yang belum ditakdirkan untukmu. Cintailah semua yang terikat dengan
takdirmu. Cintailah orang yang ditakdirkan untukmu, cintai sepenuh hati, cintai
sepenuh jiwa karena disitulah Allah akan titipkan kebahagiaan kepada kita.
Orang
yang rendah hati akan terlihat low profil. Selain itu, orang yang rendah hati
bisa menyenangkan semua orang. Orang yang rendah hati akan selalu menganggap
semua pencapaiannya belum apa-apa dibandingkan orang lain. Itu juga membuktikan
orang yang rendah hati memiliki ambisi untuk terus berkembang. Selain itu,
orang yang rendah hati juga tak akan jemawa dengan pujian-pujian yang berujung
pada kejatuhan. Pujian itu adalah bonus. Jangan membuat pujian dari orang lain
itu sebagai alat kesombongan.
Kesederhanaan
adalah cara pandang dalam kehidupan. Ditengah era modern saat ini, sifat ini
masih perlu diterapkan dalam dirimu. Hidup sederhana, tidak berfoya-foya justru
bisa membebaskan diri dari kesombongan. Meski hidup penuh kesederhanaan
sekalipun, tapi tetap bahagia dan menyejukkan. Karena bahagia itu bisa
ditemukan dengan berbagai cara, yang salah satunya dari hidup sederhana. Kata
sederhana ini beda arti dengan miskin. Karena miskin itu kondisi hidup
sedangkan sederhana adalah gaya hidup. Jadilah diri sendiri, hargai hidupmu
sebagai pribadi sederhana yang selalu bersyukur dengan apa yang kamu miliki.
Cobalah untuk menyederhanakan hidup, tersenyum ketika senang dan tertawa ketika
sedih.
Belajarlah untuk hidup sederhana. Itu
akan mengajarkan kepada kita untuk lebih menghargai dan mensyukuri apa yang
telah kita dapatkan, bukan seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa
banyak yang kita nikmati, yang membuat kebahagiaan. Banyaknya harta yang kamu
miliki bukanlah suatu penentu seberapa besar kebahagiaanmu, namun kebahagiaan
sejatinya merupakan suatu sifat menerima pada apa yang telah Allah berikan
kepadamu.
Roda
kehidupan itu terus berputar. Kadang kamu berada diatas, ada waktunya kamu
dibawah. Maka dari itu jangan pernah sombong ketika kamu sedang mengalami
kesuksesan. Jangan pernah menganggap dirimu hebat, namun berusahalah untuk
rendah hati, karena dengan seperti itulah rezeki akan datang menghampiri diri
kita. Kesederhanaan dan kerendahan hatimu takkan membuat dirimu menjadi manusia
hina, justru kerendahan hatimu dan kesederhanaan hidupmu akan membuat dirimu
lebih terhormat dihadapan orang lain. Karena hidup itu hanya sementara, derajat
seseorang itu sama tingginya dihadapan Tuhan. Tak peduli seberapa mewah
rumahmu, berapa banyak mobilmu, dan betapa besarnya uang direkening bankmu.
Ukuran liang lahat kita akan selalu sama. Tetaplah rendah hati. Be humble be
simple.
Jadilah pribadi yang elegan. Disaat
salah, akui kesalahan. Jika benar, tetaplah rendah hati. Cobalah untuk menjadi
pribadi yang sederhana dan rendah hati setiap hari dan hidup akan menjadi lebih
mudah dan indah. Betapapun kamu tinggi ada kalanya kamu membumi. Kesederhanaan
dan kerendahan hati bukanlah simbol kelemahan dari seseorang tapi merupakan
nilai tertinggi dihadapan Tuhan.
Buah Manis dari
Kesabaran
Sabar didalam
islam merupakan sebuah amalan yang sangat besar pahalanya disisi Allah
disamping amalan-amalan hebat lainnya. Dalam menjalani kehidupan ini pasti
tidak lepas dari lika-liku cobaan hidup. Untuk menguji kualitas iman seorang
hamba, Allah terus memberikannya ujian yang silih berganti, baik berupa
kemiskinan, kesedihan, penyakit atau segala sesuatu yang menimpa hamba-Nya
sehingga menimbulkan kesengsaraan. Salah satu cara yang harus dihadapi hanyalah
dengan selalu bersabar atas semua kehendak-Nya. Bisa jadi Allah sengaja menguji
kita dengan suatu musibah agar kita kembali kepada Allah. Oleh karena itu, yang
harus diyakini adalah pasti ada hikmah
dibalik semua cobaan, pasti ada pelangi setelah hujan.
[Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang sabar] (QS. Al-Baqarah:155).
Terkadang musibah
yang menimpa dirimu dikehidupan ini bukan untuk menguji seberapa kuatnya
dirimu. Akan tetapi untuk melihat seberapa besarnya rasa sabar dan
kebergantunganmu kepada Allah SWT. Sungguh tidak ada kenangan yang bisa
didapatkan tanpa adanya kesabaran. Dan kesabaran tersebut hanya dapat kita
rasakan jika sudah yakin bahwa Allah Ta’ala lah satu-satunya yang dapat
menentukan setiap takdir kita, serta yakin bahwa takdir yang ditentukan oleh
Allah Ta’ala adalah sebaik-baik takdir.
Lalu mengapa
kesabaran itu terasa sangatlah sulit bagi beberapa orang ?
Bisa jadi karena
orang-orang tersebut kurang meminta pertolongan kepada Allah dalam meminta
kesabaran. Sehingga banyak orang yang lupa bahwa hanya Allah lah yang dapat
memberikan kita kesabaran dan ketenangan. Allah mengerti pedihnya menahan
sabar. Tapi tak ada satupun ujian kesabaran kecuali untuk meng-hebat-kanmu.
Karena sabar itu adalah tanaman pahit yang menghasilkan buah yang sangat manis.
Mari kita belajar dari kisah terdahulu yang menggunakan kesabaran hingga bisa
melewati cobaan berat.
Konon, hiduplah
seorang laki-laki miskin yang mempunyai empat orang anak. Suatu malam, istrinya
tengah menyiapkan makan malam untuknya dan anak-anaknya. Makanan tersebut
tersedia pas-pasan untuk mereka. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya dan
ternyata itu adalah orang miskin yang lain datang untuk meminta makanan.
Akhirnya sang suami memerintahkan agar memberi mereka seluruh makanannya kepada
tamunya. Istrinya hanya menuruti perintah suaminya. Beberapa jam kemudian,
anak-anak mulai menangis karena kelaparan dan sang istri bertanya kepada
suaminya mengenai solusi permasalahan ini. Sang suami menenangkan istrinya
sambil mengatakan akan mencari solusi. Ia kemudian pergi menuju ke mesjid. Saat
itu sudah tengah malam dan lelaki miskin tersebut datang ke mesjid untuk shalat
tahajud. Dia mengadu dan ber-manja kepada Allah mengenai kondisi keluarganya
yang tengah kelaparan dan semua permasalahannya. Disaat yang bersamaan, ada
raja yang gelisah dan kemudian membawa sekarung emas dan sekarung makanan.
Semua itu dimaksudkan karena ia ingin bertaubat. Ia memohon agar Allah membimbing
kudanya menuju seseorang yang Allah pilih untuk menerima sedekahnya. Kuda raja
tersebut bergerak sendiri dan berhenti di mesjid tempat lelaki miskin tadi
berdoa. Raja tersebut mendengar doa lelaki itu. Selesai lelaki itu berdoa, ia
dipanggil raja dan diberikan makanan. Sang raja juga mengatakan jika butuh
sesuatu, ia bisa langsung datang ke istananya. “Demi Allah, saya tidak akan
datang ke istana Anda jika ada masalah, tetapi saya akan datang kepada Allah,
Tuhan saya dan Tuhan Anda yang telah mengutus Anda kepada saya malam ini
membawa makanan,” kata lelaki tersebut.
Jadi, jika ada
masalah baik masalah besar maupun masalah kecil, adukan lah kepada sang pemberi
masalah serta pemberi solusinya yaitu Allah SWT. Allah suka kepada hamba-Nya
yang suka mengadu kepada-Nya dan senang ber-manja dan selalu memohon
kepada-Nya, bahkan ketika sedang dalam keadaan bersuka cita. Jangan pernah
berhenti berharap, jangan pernah berputus asa atas rahmat-Nya, ingat! Rencana
Allah indah pada waktunya. Dan buah dari kesabaran manis rasanya. Nikmati saja,
jalani saja hidup ini layaknya meminum kopi. Susah senang dinikmati. Apapun
adanya disyukuri.. apapun cobaan yang datang tetap bersabar.. boleh meneteskan
air mata, namun jangan menyerah dengan keadaan. Teruslah berdoa dan berusaha.
Perbaiki hidupmu. Ubah nasibmu dengan mengencangkan doa. Perbanyaklah sujud,
berbisiklah dengan pelan di bumi, hingga doa-doa kita melesat hingga terdengar
sampai ke langit. Hanya itu yang dapat kita lakukan sebagai seorang hamba.
Perkara takdir biar Allah yang mengatur. Sepahit apapun proses kehidupan,
jalani dengan sabar, ikhlas dan penuh rasa syukur. Pada akhirnya akan berbuah
manis. Jika hari ini kamu bersedih, ingatlah besok matahari masih bersinar dan
bumi masih berputar, setiap hari adalah hari yang baru, buatlah hari ini lebih
baik dari pada kemarin dan hari esok lebih baik dari pada hari ini.
Bersabarlah atas semua cercaan dan
kritikan yang dihadapi dari segala penjuru. Karena semua cercaan dan kritikan
yang dilontarkan mereka menandakan bahwa Anda memiliki harga dan derajat yang
tinggi. Sebab, manakala kritikan yang Anda terima semakin pedas, maka semakin tinggi pula harga
Anda. Kita cuma punya dua tangan, tidak bisa menutup ribuan mulut mereka yang
membicarakan kita, tapi kita punya dua tangan untuk menutup telinga kita.
Jangan pernah membalas cercaan atau olok-olok yang melukai hati Anda! Karena
kesabaranmu dalam menghadapi semua itulah yang akan dengan sendirinya
menguburkan semua kehinaan. Kesabaran adalah sumber kemuliaan, diam adalah
sumber kekuatan untuk mengalahkan musuh, dan memaafkan adalah sumber dan tangga
untuk mencapai pahala dan kemuliaan. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan
kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar. Sabar adalah berusaha untuk lebih banyak
mendengar daripada bicara, mengendalikan diri untuk tidak sombong menunjukkan
kelebihan kita diantara kekurangan orang lain. Sabar adalah berlari
sejauh-jauhnya dari segala keluh kesah, dari penyesalan yang berlebihan, dari
kekecewaan yang terlalu, dari tuntutan yang tak sepantasnya, atau dari sesuatu
yang tak bertanggungjawab.
Semua bentuk ibadah memiliki pahala
yang ditentukan, kecuali kesabaran, pahalanya tanpa batas. Allah SWT juga
menyediakan kumpulan keutamaan bagi orang-orang yang bersabar. Firman Allah SWT
yang artinya:
(Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
lillaahi wa inna ilaihi raaji’un”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk) (QS. Al-baqarah:155-157).
Kenapa ada terus
masalah dalam hidup ini?
Agar kita selalu
dekat dengan Allah dan selalu meminta tolong, berlindung dan bergantung kepada
Allah. Karena kebahagiaan, kemuliaan dan keselamatan hanya bila kita bersama
Allah setiap saat. Jika Allah telah memilihmu, itu tandanya kamu mampu. Maka
bersemangatlah karena takdir terbaik sudah menunggumu. Bersabarlah dalam
menghadapi rintangan dan cobaan hidup. Musibah tidak datang untuk
membinasakanmu. Sesungguhnya ia hanya untuk menguji kesabaran dan keimananmu.
Tidak ada hidup tanpa masalah, dan tidak ada perjuangan tanpa rasa lelah,
tetaplah bersemangat sampai Bismillah
menjadi Alhamdulillah. Ketika engkau
diberi ujian lewat orang sekitar, jangan katakan bahwa Allah tidak adil dan
mereka jahat. Namun, tetap bersabarlah dan katakan, Allah telah meminjam raga
mereka untuk mengujiku. It’s ok, jangan menyerah. Allah pasti bantu. Mungkin
kamu tidak seberuntung orang lain. Tapi orang lain belum tentu sekuat dirimu,
percayalah suatu saat nanti kehidupanmu akan berubah menjadi lebih baik. Ikuti
alurnya, nikmati prosesnya. Allah lebih tahu kapan kamu harus kembali bahagia.
Di luar sana, masih banyak orang yang lebih layak untuk bersedih daripada kita,
tapi mereka masih bisa merasa bahagia. Masih banyak orang yang lebih layak
mengeluh dari pada kita, tapi mereka masih tetap bersyukur. Masih banyak orang
yang lebih layak berputus asa daripada kita, tapi mereka masih tetap berjuang.
Masih banyak orang yang lebih susah daripada kita, tapi mereka masih tetap
bersabar.
Kebahagiaan yang orang lain miliki,
bisa jadi adalah buah dari sabar panjang yang mereka perjuangkan. Kesenangan
yang mereka miliki, bisa jadi adalah ganti dari kesedihan yang dulu datang
berturut-turut. Jadi apa gunanya kita membandingkan kondisi hidup kita yang
saat kini dengan kondisi hidup orang lain? Kita tidak pernah tahu apa yang
telah mereka lalui hingga sampai pada titik saat ini. Pun, kita tidak pernah
tahu apa yang kita dapatkan nanti setelah berjuang melewati titik saat ini.
perjuangannya tidak sama, buahnya pun juga tidak sama. Setiap orang akan
melewati perjuangan mereka masing-masing, dan akan memetik buahnya
masing-masing.
Budayakan Pribadi Bersedekah
Dagang dimodalin
terus dibeli oleh yang ngasi modal dengan harga ga tanggung-tanggung. Apa ga
cape, ga ribet, ga pakai modal bahkan terus dimodalin lalu dibeli sama yang
modalin dengan harga ga tanggung-tanggung.
Siapakah yang ga punya modal itu? Sudah ga punya modal,
terus dimodalin dan dibeli lagi dengan harga ga tanggung-tanggung. Yaa.. kita
manusia, saya, dan yang baca buku ini, para makhluk-makhluk bernama manusia
ciptaan Allah SWT.
Tubuh kita Allah yang punya
Rezeki kita dari Allah
Harta kekayaan dari Allah
Jiwa kita milik Allah
Nyawa kita milik Allah
Perasaan kita milik Allah
Waktu yang kita jalani adalah milik Allah
Suami, istri, anak, keluarga, saudara semuanya Allah yang
punya. Lantas apa yang kita punya? Apa yang kita miliki? Nihil kan? Nggak punya
apa-apa kan? Nggak punya modal kan manusia? Lantas apa yang harus disombongkan?
Lalu apa yang Allah inginkan dengan semua titipan tadi? Dijual lagi kepada-Nya
dengan harga yang sangat tinggi. Allah membelinya dengan harga yang sangat
mahal. Allah hargai waktu kita dua menit dengan dunia dan segala isinya bahkan
lebih baik dari dunia dan segala isinya dengan shalat sunnah fajar paket cepat
lagi hanya dua menit saja sementara bayarannya sesuatu yang lebih baik dari
dunia dan segala isinya. Kurang baik apa lagi Allah sama kita..?! sudah dikasih
cuma-cuma diminta beli lagi dengan harga yang sangat fantastis. Hanya kita
manusia saja yang tak tahu diri, tak sadar diri terhadap apa yang telah Allah
berikan segala nikmatnya.
Harta kita punya siapa? Lalu harta itu
disuruh dijual ke Allah dalam bentuk sedekah. Allah ada hajat dengan harta itu?
Tidak sama sekali, Allah ga punya hajat sama sekali dengan harta itu dan Allah
ga ada pamrih sama sekali seperti manusia, Cuma disuruh hartanya dijual saja
kepada Allah dan nanti Allah yang beli, balasannya? Surga, ga tanggung-tanggung
kan? Allah mau kita bekerja untuk-Nya, nanti Allah bayar dengan harga ga
tanggung-tanggung. Saat ada yang sakit lalu engkau menjenguknya maka Aku yang
akan menyambutmu. Saat ada yang lapar lalu engkau beri makan maka Aku yang dahulu menerima jualan
makananmu. Saat engkau sedekah maka Aku dahulu yang akan terima sedekah itu.
Dalam setiap kebaikan apapun maka transaksimu dengan-Ku. Karena Aku Maha Tahu,
engkau adalah makhluk pamrih dan makhluk transaksional maka Aku berikan pamrih
untukmu yang terbaik yaitu ikhlas, lakukan saja untuk-Ku dan Aku yang membeli
dan membayar jualanmu dengan surga dan sekehendak-Ku membalasnya. Allah tidak
meminta apapun dari kita, Allah ingin kita bertransaksi kepada-Nya dalam semua
kebaikan dan perintah-Nya karena memang kita diciptakan dan hidup untuk
bekerja/mengabdi kepada-Nya dalam bentuk beribadah kepada Allah. Pahamkan
sekarang tujuan kita dihidupkan oleh Allah?
Jangan Sedekah Seperti ini lagi yaa...
💦💦💦
Ilustrasi 1
"Puasa ini, kita ngadain santunan dhuafa rada beda
dengan santunan bulan bulan biasa. Isi paket yang dibagiin mukena atau sajadah,
kue lebaran, jilbab atau baju koko," usul seseorang.
"Di tanah abang banyak tuh mukena mukena parasut
gitu, muraaah banget, 25 ribu juga ada. Beli itu aja. Buat dibagi-bagiin
ini..." jawab si A.
"Kue lebaran di jalan ciledug deket giant juga
banyak. Ada nastar, sagu keju, kastengel, 1 toples gede hanya 25 ribu. Belum
pernah nyobain sih rasanya kayak apa kok bisa murah gitu yaa. Nggak apalah,
buat dikasih kasihin ini," jawab yang lain.
💦💦💦
Ilustrasi 2
"Nitip 100ribu ya mba, ikut sedekah nasi bungkus.
Bikinin 20 bungkus," Kata si A.
"Maaf mba, kami domisili di Bintaro. Nasi bungkus
5000? bingung kami mba isinya apa. Kami biasa sebungkus harga 14ribu sampai
20ribu. Seringnya sih 18ribu sebungkus. Nasi padang pake ayam, sayur, sambel.
Atau 17 ribu nasi kotak isi ayam bakar, tahu, tempe, lalapan, sambel."
Jawab si B.
"Bisa kok mba 5000. Pake tahu, tempe, sayur bening
labu misalnya, banyakin aja kuahnya, buat dibagi-bagiin ini," Lanjut si A.
💦💦💦
Cerita diatas hanyalah ilustrasi, tapi
terinspirasi dari kisah nyata. Betapa banyak sedekah asal-asalan, barang paling
murah, kualitas paling jelek, rasa paling ngasal, dengan alasan “buat di
bagi-bagiin ini”. Memberi yang baik, menghargai sang penerima sedekah, sama
nilainya dengan menghargai diri sendiri.
Sedekah mukena diterima, tapi nggak dipake karena
bahannya gerah, kalo dipake panas banget bikin nggak konsen sholat, menerawang,
terlalu tipis... lantas adakah keberkahan bagi sang pemberi jika sedekahnya tak
membawa guna?!
Kue lebaran diterima, dimakan, tapi di lepeh karena hanya
rasa tepung aja... lalu sisanya teronggok sampai menjamur, akhirnya
dibuang-buang juga, lantas adakah keberkahan bagi sang pemberi jika sedekahnya
tak membawa makna?!
Nasi bungkus hanya berisi tahu, tempe, sayur bening
dengan kuah yang banyak. Gak ada istimewanya dibanding yang biasa dimakan
sehari-hari oleh si penerima, Bukankah lebih elok memberi makan menu yang
istimewa, yang membawa binar bahagia bagi si penerima?
Sedekah itu bebas.. Semampunya..
Tapi sebaik-baik sedekah adalah yang kita pun
menginginkannya. Jangan menyedekahkan sesuatu yang kita aja nggak sudi
memakainya, jangan menyedekahkan makanan yang kita pun sama sekali nggak
berselera memakannya...
Kualitas sedekah kita.. mencerminkan kualitas hati kita..
Kualitas sedekah kita mencerminkan level ketaatan kita
pada Yang Maha kaya..
Cerita Moral:
Ada seorang ASN bernama Zie yang tak pernah diajak
proyek. Tapi terus terang dia lagi kesulitan ekonomi. Sehingga dia berniat
menjual 80 bungkus ta'jil buatan istrinya di kantor. Sesampai di kantor dengan
membawa ta'jil dia semangat promosiin ke ruangan-ruangan. Tapi gak ada yang
nanggapi. Sampai waktu pulang gak ada yang beli ta'jilnya. Perlahan Zie
menghela nafas dan menitikkan air mata. Merah lah matanya.
Tapi hanya beberapa menit. Kemudian dia langsung hapus
airmatanya. Dan melangkah keluar. Di luar dia liat ada 5 orang satpam. Maka
dikasihnya-lah 5 ta'jil. Gratis. Bahkan ketika satpam tau ta'jil-nya gak laku
dan mereka mau bayar. Dia menolak.
Kemudian dia mampir di masjid untuk shalat ashar. Selesai
shalat ashar dia serahkan seluruh ta'jil ke pengurus masjid untuk buka puasa
gratis. Tindakan itu membuat pengurus masjid mencatat nama, nomor telepon dan
alamat. Hanya satu pesannya bahwa dia gak mau diumumkan namanya.
Sesampai di rumah. Dia disambut istrinya yang sangat
girang karena melihat suaminya gak bawa pulang ta'jil. Tapi istrinya heran
melihat wajah suaminya Zie lesu.
"Kenapa bang. Kan ta'jilnya habis."
"Iya habis. Tapi Ndak ada duitnya."
"Lho kok bisa? Pada ngutang?"
Istrinya mulai lesu juga.
"Bukan. Gak ada yang beli di kantor. Jadi 5 kukasih
satpam 75 ku kasih ke pengurus mesjid".
"Oh"
Melihat muka kecewa istrinya membuat Zie makin teriris.
Tapi tak lama kemudian istrinya berwajah cerah lagi.
"Gak apa-apalah bang. Belum rejeki. Kita diminta
menjamu tamu Allah. Yuk siap-siap bentar lagi maghrib".
Takjub Zie melihat keikhlasan istrinya.
----
Setelah selesai shalat tarawih tiba-tiba ada telepon
masuk dari nomor yang tidak dikenal.
Diangkat Zie
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh "
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh. Apa
benar ini bapak yang tadi ngasih ta'jil ke mesjid?"
"Benar pak ada yang bisa saya bantu?"
"Tadi kebetulan kami mampir ke masjid. Saya dan
keluarga gak kekejar lagi buat bukaan di rumah. Saya makan bubur sumsumnya.
Istri makan bubur ketan hitamnya. Enaaaak banget."
"Alhamdulillah pak. Terimakasih".
"Nah mulai besok sampai tamat ramadhan saya pesen
1000 ta'jil tiap hari. Bisa?"
Zie terkejut. Dan berteriak Allahu Akbar dalam hati.
Gemetar dirinya. Ta'jil yang dianggap gak laku malah mendatang customer yang
dahsyat.
"Bi..bisa pak. Tapi maaf keuangan saya lagi
terpuruk. Modal untuk 1000 hari..? untuk satu hari aja gak ada".
"Tenang. Kalkulasi kan semua. Minta rekening. Saya
bayar cash untuk 28 hari".
"Ya Allah ini saya tidak mimpi kan pak."
Ketawa yang di seberang.
"Oiya ta'jil akan dijemput supir dan pegawai saya.
Kalian cuma buat saja."
"Terima kasih yang tak terhingga pak. Semoga Jannah
untuk Bapak".
Telepon ditutup. Dan dia menghitung semua kebutuhan
kemudian hitungan di foto dan dia kirim ke nomor bapak dermawan tadi berikut
rekeningnya. 10 menit kemudian notifikasi dari e-banking nya. Masya Allah sudah
masuk uang puluhan juta yang tadi dia tulis.
Matematika Allah memang tak pernah kita tahu. Dahsyatnya
Sedekah. Jangan bangga dengan banyak shalat, puasa dan zikir karena itu semua
belum membuat Allah senang. Mau tahu apa yang membuat Allah senang?
Nabi Musa : Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah.
Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang ?
Allah SWT : SHALAT ? Shalat mu itu untukmu sendiri,
karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan
munkar.
DZIKIR ? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat
hatimu menjadi tenang.
PUASA ? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk
memerangi hawa nafsumu sendiri.
Nabi Musa : Lalu apa ibadahku yang membuat hati-Mu senang
Ya Allah ?
Allah SWT : SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu.
Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau
membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya.
Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali
(Al-Baqarah 261-262).
Nah, bila kamu sibuk dengan ibadah
ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu
sendiri, bukan Allah. Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang
lain... maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang karenanya.
Buatlah Allah senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat
hidupmu lapang dan bahagia.
(Kitab Mukasyafatul Qulub Karya Imam Al Ghazali).
Berlian
Akan Tetap Menjadi Berlian, Dimanapun Dia Berada
Untuk menjadikan
dirimu dihargai orang lain tidak perlu harus memaksakan diri. Jadilah diri
sendiri apa adanya. "Tidak
perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak
butuh itu, dan yang membencimu tidak akan percaya itu”. (Ali Bin Abi Thalib). Karena jika kita memang berlian, didalam lumpur pun
akan tetap berkilauan. Tak perlu harus mencari perhatian kepada setiap orang.
Begitu pula dengan proses kehidupan yang anda jalani. Mungkin Anda mengalami
berbagai hal sedih dan bahagia, kondisi hidup yang jauh dari kesempurnaan.
Namun hanya beberapa orang yang masih mau mengenal Anda. Sedangkan yang lain hanya
datang ketika Anda sedang berbahagia. Dari situ Anda menjadi tahu dan
mendapatkan pengalaman baru. Proses itu berulang didalam keseharian Anda, hanya
kejadiannya saja yang tidak pernah sama. Namun Anda seperti batu yang ditempa
untuk menjadi berlian. Sebuah berlian melewati proses yang hampir sama buruknya
dengan Anda. Tak dengan mudah berlian menjadi dikenal dan digandrungi semua
orang. Jika dipikir sekali lagi, berlian hanyalah batu biasa yang menjadi
istimewa karena ditempa dan diasah sehingga berkilau dan indah. Begitu juga
dengan Anda yang tak jauh beda dengan berlian. Jika ingin menjadi seseorang
yang sukses, banyak hal harus Anda lalui terlebih dahulu. Lakukan semua hal
kebaikan untuk semua orang, menjadikan diri bermanfaat untuk orang banyak sehingga
Anda barulah bisa menjadi seperti berlian, berkilau dan dicintai banyak orang.
Namun, tak perlu risau jika kita tidak dianggap di sebagian orang. Karena hidup
ini bukan untuk dikenal apalagi pencitraan. Lakukan apa saja yang bermanfaat
untuk kebaikan dan kemaslahatan umat. Sehingga dengan kebaikan tersebut akan
mengenangmu sampai kamu meninggalkan dunia ini. Dalam kondisi apapun dan
dimanapun kita berada tetaplah memancarkan kebaikan kepada setiap orang.
Ingatlah! Berlian akan tetap menjadi berlian dimanapun dia berada, meskipun
tenggelam dalam lumpurpun ia akan tetap berkilauan.
Semoga kita bisa belajar dari kisah
ini....
Seorang ayah berkata kepada anaknya :
“Kamu telah lulus ujian dengan nilai terbaik , ini mobil yang ayah beli
bertahun-tahun lalu. Ayah sangat mencintainya dan kini akan ayah hadiahkan
kepadamu.”
Sang putra melihat mobil yang agak
lusuh, terbengkalai di garasi tua.
“Tetapi sebelum ayah memberikannya
kepadamu, bawalah ke toko mobil bekas dan katakan kepada mereka bahwa kamu
ingin menjualnya dan lihat berapa nilai yang akan mereka tawarkan kepada mu.”
Anak itu pergi ke toko mobil bekas dan
kembali ke ayahnya dan berkata : "Mereka menawarkan saya seharga Rp.
18.000.000 karena mobilnya tidak terjaga dan terlihat sangat tua"
Sang ayah lalu berkata, "Coba bawa
ke toko pegadaian. Anak itu pun pergi ke toko pegadaian, lalu kembali kepada
ayahnya dan berkata : "Toko itu hanya menawarkan Rp. 1.800.000 saja karena
mobilnya sangat tua."
Kemudian sang Ayah meminta anaknya untuk
pergi ke klub mobil dan menunjukkan mobil kepada mereka. Anaknya membawa mobil
ke klub, kembali dan memberi tahu ayahnya : "Beberapa orang di klub
menawarkan sampai Rp. 360.000.000 untuk mobil itu, karena itu adalah Nissan Skyline R34. Mobil
ikonik dan dicari banyak orang.
Sang ayah berkata kepada anaknya :
"Ayah hanya ingin kau tahu, tempat dan orang yang tepat akan menilaimu
untuk nilai yang tepat"
Pelajaran dari kisah ini adalah:
Kalau kita tidak dihargai jangan mudah
marah-marah, berarti kita salah tempat. Mereka yang benar-benar mengenali tahu
cara menghargai. Jangan menunggu terlalu lama ditempat kita yang tidak
dihargai. Jangan buang waktumu berurusan dengan orang yang tidak menghargaimu. Tinggalkan
mereka dan beradalah diposisimu yang membuatmu mulia dan terhormat baik di mata
Allah maupun di mata manusia. Jangan buang waktu, tenaga, dan pikiran untuk hal
yang sia-sia. Berfokuslah pada hal yang menjadikan dirimu bernilai.
Cause, Dua Insan Disatukan untuk Saling Menyempurnakan
Berbicara tentang jodoh. Tidak ada yang
terlambat ataupun terlalu cepat. Semuanya telah tertulis dan akan terjadi
diwaktu yang tepat. Semoga yang masih menanti kehadiran jodohnya segera
dipertemukan dengan orang yang tepat dan diwaktu yang terbaik. Bijaklah dalam
masa penantianmu. Kelak kamu akan takjub bagaimana Allah mempertemukan dengan
jodohmu. Bertahun-tahun sendiri sambil memperbaiki diri. Sekalinya nikah sama
yang sefrekuensi, lemah lembut, humoris, paham agama and anything. Kalau memang
jodoh pasti dipertemukan dalam versi terbaik menurut takdir. Kun fayakun.
Cintai dulu penciptanya, perbaiki ibadahnya, kelak Allah pasti kasih seseorang
yang gak pernah kamu sangka. Jadi, buat yang lagi sendiri sambil memperbaiki
diri, mudah-mudahan ada seseorang yang mencintaimu tanpa tapi, dan siap
menikahimu tanpa nanti. Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang
sering kamu sebut dalam doamu, mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang
diam-diam sering menyebut namamu dalam doanya. Jangan berharap pada dia yang
tak ingin berjuang dengan cara halal. Berhenti, lepaskan, lalu lupakan..
Jadilah pribadi yang lebih baik, taat, dan jadilah seorang muslimah yang
dirindukan surga. Maka orang yang tepat dan baik akan menghampirimu. Allah
lebih paham siapa yang pantas mendampingimu, dan Allah lebih tahu tentang siapa
yang seharusnya lebih baik menemani langkahmu. Minta saja pilihan-Nya jangan
paksakan keinginanmu. Jika telah Allah yang memilihnya maka semuanya akan
indah. Tidak hanya di dunia namun terus berlanjut sampai ke kehidupan akhirat
kelak. Seseorang yang mencintaimu karena Allah tidak akan meninggalkanmu karena
kekuranganmu dan tidak akan menyakitimu karena kesalahanmu. Ia akan berkata;
bahkan kematian pun tidak akan memisahkan kita karena kelak kita akan dipertemukan
kembali di surga-Nya Allah, In sya Allah. Cinta sejati tidak berakhir dengan
kematian. Jika Allah SWT menghendaki, cinta itu akan berlanjut sampai ke surga.
Yang terpenting dalam memilih jodoh janganlah pernah mencari yang sempurna
karena yang sempurna itu tidak pernah ada. Carilah dia yang bangga memilikimu
dan tak akan pergi menghilang setelah dia tahu semua kekuranganmu. Jodoh. Akan
menjauh jika bukan yang ditakdirkan. Akan mendekat jika pun telah ditinggalkan.
Akan berpisah walau sudah mengenal lama. Akan bertemu walau tak pernah bersua.
Ketika berbicara tentang pernikahan.
Allah mengatakan bahwa pasanganmu ibarat pakaian untukmu. Sebuah pakaian bisa
jadi pas atau kurang pas. Tapi bagaimana juga, pakaian akan menutupi,
melindungi dan mempercantik ketidaksempurnaan. Bersabarlah, memang bukan hal
yang mudah. Dan akan terasa lebih berat terutama bila seorang istri hanya
selalu dan selalu mengingat kekurangan dan kejelekan suami serta alpanya rasa
syukur terhadap apa yang telah susah payah seorang suami perjuangkan. Untuk
para istri jadilah engkau istri yang qona’ah yang dapat menerima suaminya apa
adanya, menerima kehidupan yang ada dan jangan engkau cela suamimu.
Sesungguhnya qona’ah adalah kekayaan yang tidak akan habis. Ketahuilah bahwa
kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati. Dan, cukuplah hadist Rasulullah SAW
menjadi nasehat untuk kita para istri, (“Saya
melihat neraka yang tidak pernah aku lihat seperti hari ini. Dan saya melihat
penghuni terbanyak dari kalangan wanita.” Mereka (para sahabat) bertanya, “kenapa wahai Rasulullah?” Beliau
bersabda, “Karena pengingkaran mereka.” Beliau ditanya, “Apakah karena ingkar
kepada Allah?” Beliau bersabda, “Mereka membangkang dan mengingkari kebaikan
suami. Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka sepanjang
tahun, lalu ia melihat darimu sesuatu (yang tidak disukai), maka ia berkata,
saya belum pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.”) (Riwayat Bukhari).
(“Pernah ditanyakan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab
beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami
jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga
membuat suami benci”) (HR. An-Nasai dan Ahmad)
(“Wanita mana saja
yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga”) (HR. Tirmidzi dan
Ibnu Majah).
Istri yang paling beruntung adalah ia
yang dikaruniai Allah seorang suami yang penyabar dan penyayang, penuh
kehangatan dan kelembutan suka menolong dan berhati tulus. Jika dia pergi istri
merindukan dan ingin terus berdekatan. Istri yang beruntung adalah ia yang
dikaruniai seorang suami yang shaleh dan bertanggung jawab, maka pandailah
wahai para wanita, saat kau memilih suami, pilihlah ia dengan dasar keimanan
dan ketaatannya, bukan dari ketampanan dan hartanya semata. Sebab tanggung
jawab seorang pemimpin keluarga itu tidak terletak dari lahiriahnya, tapi
terletak dari hati nuraninya. Dan untukmu para lelaki, didiklah hati dan dirimu
dengan penuh ketaatan dan keimanan, agar ketika kamu menjadi seorang imam dalam
keluarga kecilmu kelak, dirimu selalu bisa bertanggung jawab dengan bijaksana,
dan selalu membuat istrimu beruntung telah memilih dan memilikimu. Karena
sebaik-baiknya seorang teman adalah suami yang shalih. Suami yang shalih akan
menutupi aibmu dan tidak akan menyebarkan rahasiamu. Menolongmu untuk selalu
berada diatas ketaatan kepada Allah dan dia merupakan sebaik-baiknya tempat
berlindung yang aman. Suami yang baik dan shalih tidak hanya sekedar sebagai
penanggung jawab dalam rumah tangga dan imam dalam keluarganya. Namun ia juga
harus menjadi sebagai sahabat/partner kerja yang baik bagi istrinya. Sahabat
yang baik untuk seluruh anggota keluarga kecilnya (anak-anak dan istrinya).
Karena mereka semua adalah tanggungjawab mu wahai para suami di dunia dan di
akhirat kelak. Engkau akan diadili dan dimintai pertanggung jawaban dihadapan
ilahi rabbi.
Pernikahan adalah proses belajar yang
panjang. Dan bagaimana mungkin akan engkau lalui dengan orang sembarangan.
Ingatlah, suami merupakan teman duduk yang paling lama bagi Anda. Bahkan demi
Allah, bahaya suami yang buruk itu lebih berbahaya lagi bagi kehidupan akhirat
Anda. Keburukannya dapat berdampak luas bagi agama dan kehidupan dunia Anda. Oleh
sebab itu, hendaklah setiap wanita bersemangat untuk memilih suami yang shalih,
memilih sahabat yang baik dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Suami yang
selalu menasehatimu ketika salah, membangkitkan imanmu ketika kufur,
mencintaimu karena ketaatan kepada Allah.
Wahai istri berlemah lembutlah pada
suami. Istri yang penyayang adalah yang berkata santun dihadapan suami. Bukan
dengan kata-kata kasar atau seringnya banyak menuntut, tak mudah bersyukur.
Bertutur kata yang baik dianggap sebagai sedekah.
Jangan menikah hanya karena didesak
umur. Menikahlah kalau kamu sudah yakin bahwa dengannya surga akan lebih dekat
denganmu. Menemukan pasangan yang tepat lebih baik daripada menikah cepat tapi
sama orang yang salah. Sebab pernikahan adalah kebersamaan yang tidak satu dua
hari, tapi bertahun-tahun, bagaimana melaratnya perasaan kita jika orang yang
kita pilih itu salah? Jadi jangan tertekan oleh desakan maupun sindiran
orang-orang agar kita menikah cepat, sebab boleh jadi kita belom menemukan
sosok yang tepat, kecuali kita siap menderita dalam mengarungi bahtera rumah
tangga. Apa pandangan teman-teman? Jadi, menikahlah dengan “orang yang tepat”
bukan “menikah cepat”, karena menikah bukanlah suatu perlombaan, tak usah
terlalu bangga dan tak usah terlalu merana jika belum menikah, karena
masalahnya adalah bukan waktu, tapi “menemukan” pasangan yang tepat dan ilmu
yang mantap. Jangan sampai kelak engkau kehilangan pasangan halalmu hanya
perkara sepele dan tak bermutu. Dia adalah orang yang telah mengambilmu dengan
cara yang sangat mulia melalui ikatan suci pernikahan yang terikat dengan janji
dihadapan ilahi. Jadi, bagi yang akan memilih, pilihlah ia karena Allah dan
sesuai petunjuk syariat yaitu agama dan akhlak yang utama. Karena apapun yang
karena Allah maka akan kekal. Jangan hanya bercita-cita. Cinta berujung
terbelah memisah, ketika maut menjemput. Tetapi cinta karena Allah abadi berdua
selamanya di Surga.
Dipuji Tidak
Terbang Dihina Tidak Tumbang Difitnah Tetap Berjuang
Ketika kamu pernah dihina oleh orang
lain, ada perasaan tidak nyaman yang mengganjal dihatimu seperti marah, sedih,
atau tak berdaya. Sasaran hinaan dari tiap orang pun bermacam-macam, mulai dari
fisik, harta, kelakuan hingga keluarga. Menghadapi hinaan tentu saja bukan
perkara mudah, kamu mau tidak mau harus menerima omongan negatif dari orang
lain mengenai dirimu. Ada sebagian orang yang bisa bangkit dari hinaan, namun
tak sedikit yang masih merasa terjebak dengan hinaan tersebut. Hidup itu memang
banyak cobaan, tapi percayalah bahwa dengan cobaan akan membuat kita dewasa dan
kuat.
Silahkan hina diriku sepuas kalian, aku
akan tetap diam saja. Bukannya aku tidak punya jawaban, tapi singa selalu tidak
akan membalas gonggongan anjing. Orang sukses tidak pernah terpengaruh dengan
hinaan. Inilah yang membedakan orang sukses dengan orang gagal. Salah satu
kunci hidup tenang adalah tidak mendengarkan hinaan atau omongan buruk orang
lain kepada kita. Semakin sering kita kena pukul, maka kita akan semakin kebal,
dan kita hidup di dunia ini harus siap menghadapi empat musim yang datang
sewaktu-waktu yaitu musim pujian, hinaan, bala dan nikmat. Ketika seseorang
menghinamu, tak perlu risau karena didalam dirimu memang ada yang buruk. Ketika
seseorang memujimu, tidak perlu jemawa karena didalam dirimu memang ada yang
baik. Baik dan buruk dalam dirimu seimbang, sejalan dengan hinaan dan pujian.
Begitu pula jika ada orang yang memfitnah dirimu, bersabar dan tersenyumlah.
Begitu sebaiknya sikapmu. Karena orang itu sudah bersusah payah untuk
mengalirkan banyak pahala untukmu sampai-sampai ia rela menjadi bangkrut kelak
di akhirat. Fitnah itu menjadi dosa yang terus beranak pinak tak ada ujungnya.
Agama menyebutnya sebagai dosa jariyah. Dosa yang terus berjalan diluar kendali
pelaku pertamanya. Meski yang kau fitnah telah memaafkanmu sepenuh hati,
fitnah-fitnah itu terus mengalir hingga kau tak bisa membayangkan ujung dari
semuanya. Bahkan meskipun kau telah meninggal dunia, fitnah-fitnah itu terus
hidup karena angin waktu telah membuatnya abadi. Maka kau tak bisa menghitung
lagi berapa banyak fitnah-fitnah itu telah memberatkan timbangan keburukanmu
kelak.
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak masuk syurga orang yang suka menyebarkan fitnah.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Kritikan, ejekan dan cacian adalah 3
buah medali yang pasti akan kita dapatkan ketika kita sedang berada dipuncak
kesuksesan. Abaikan saja semua ejekan tersebut. Kata-kata yang tak berfaedah
tersebut hanya akan membunuhmu. Jika perlu balaslah ejekan tersebut dengan karya-karyamu
yang bermutu. Apa yang tertulis dihatimu jauh lebih penting daripada apa yang
orang katakan tentang kamu. Jadilah manusia hebat yang dipuji tidak terbang,
dihina tidak tumbang, difitnah tetap berjuang fokuslah untuk terus menjadi
pemenang baik dari prestasi dunia maupun untuk akhirat. Kekuatanmu bukan saat
dipuji, namun pada saat ada benturan, cacian, dan hinaan yang datang
bertubi-tubi. Fitnah yang mematangkan hati terkadang lebih baik daripada pujian
yang menjebak diri. Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun yang bisa
mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai tak seorangpun yang bisa
merendahkanmu. Hinaanmu akan menjadi penyemangatmu. Hargai mereka yang
membencimu karena mereka telah banyak menghabiskan banyak waktu untuk melihat
kesalahanmu. Cara terbaik untuk membalas dendam terhadap orang yang menghina
Anda adalah menjadi lebih berhasil daripadanya. Tetaplah berpikiran positif
meskipun pikiran negatif telah mendominasimu.
Yang dijelek-jelekkan karena kurus masih bisa gemuk. Yang
dijelek-jelekkan karena gemuk masih bisa kurus.
Yang dijelek-jelekkan karena berkulit gelap masih bisa
dicerahkan.
Yang dijelek-jelekkan karena jerawatan masih bisa mulus.
Dan yang diremehkan karena bukan siapa-siapa, masih bisa
Allah baikkan kehidupannya. Tetapi yang menjelekkan, matanya akan selalu
menemukan kekurangan. Dan lidahnya akan selalu menyimpan racun mematikan. Fisik
itu soal perawatan. Menjelekkan itu soal kebiasaan. Maka tidak perlu memberi
tempat untuk orang-orang yang pernah memperlakukanmu dengan buruk. Karena
seorang yang sedari awal sudah terang-terangan memperlihatkan rasa tidak
sukanya, akan tetap tidak suka dengan apapun yang ada padamu. Jika hari ini dia
mulai memuji, itu karena dia masih belum menemukan letak kurangmu lagi. Kalau
sudah ketemu selesailah kamu.
Berhati-hatilah..... sanjungan dan pujian yang berlebihan
kadang membuat kita lupa... dipuji-puji tidak membuat kita mulia, di caci maki
tidak membuat kita hina yang bisa memuliakan kita hanya Allah SWT...
Memuliakan manusia berarti memuliakan
penciptanya, merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan
menistakan penciptanya. Tak perlu sedih
jika ada orang yang merendahkan dan menghina, kemuliaan bukanlah milik manusia.
Tapi Allah yang punya. Jika orang lain merendahkan Anda, itu artinya orang
tersebut sebenarnya sudah berada dibawah Anda. Ketika engkau dihina, dicaci dan
direndahkan, kemudian engkau lebih memilih diam sembari tersenyum daripada
membalas perbuatan itu, maka yakinlah bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa akan segera
mengangkat derajatmu. Sabar dan ikhlas bisa menjadikan kamu seorang yang mulia
dan terhormat di dunia sekalipun kamu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Sabar itu pahit, jujur itu pahit, dan ikhlas itu sangatlah pahit. Namun, semua
yang pahit menyembuhkan segala penyakit. Ingatlah! Pemenang kehidupan adalah
mereka yang tetap teduh ditengah panas, dan tetap manis ditengah pahit.
Doa adalah Otaknya
Ibadah
Orang
bijak mengatakan 'usaha tanpa doa adalah sombong dan doa tanpa usaha adalah
bohong'. Ya, ungkapan tersebut banyak kita dengar disekitar kita. Keduanya
saling melengkapi agar terpenuhinya harapan diri. Doa merupakan permohonan,
pengharapan seorang hamba pada Tuhannya. Doa juga dapat diibaratkan sebuah
senjata, obat dan juga pintu segala kebaikan. Namun, jika kita hanya berdoa
tanpa berusaha adalah kebodohan dan kesia-siaan. Berdoalah untuk
sebanyak-banyaknya orang dengan sebaik-baiknya doa, maka In sya Allah semua doa
itu akan kembali kepada kita. Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah,
membuat orang tidak percaya menjadi percaya, dan memberikan keberanian pada
orang yang ketakutan. Doa adalah senjata yang mampu digunakan untuk melawan
segala bentuk serangan yang sedang kamu hadapi. Jangan pernah meremehkan
kekuatan dari doa yang tulus ikhlas. Kekuatan doa akan jauh lebih efektif
ketika dibarengi dengan kegigihan diri untuk melakukan perbaikan sikap hidup.
Doa yang
paling cepat dikabulkan adalah doa secara sembunyi-bunyi yang dipanjatkan untuk
orang lain. Doa tidak mengubah dunia. Tetapi doa mengubah orang dan orang
mengubah dunia.
“Berdoalah kepada
Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak
mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi)
Jangan pernah menyerah untuk berdoa kepada Allah SWT.
Mungkin doamu tidak terjawab sekarang ataupun bulan depan, tapi itu pasti akan
terjadi saat Allah mengetahui waktu yang tepat untukmu. Jangan berhenti untuk
berdoa. Karena doa bukan hanya untuk mengabulkan harap. Melainkan, doa adalah
ibadah, doa adalah tanda keimanan kita kepada Allah, doa adalah bukti percaya
kita pada Allah. Doa bisa menambahkan kasih sayang dan ridha Allah. Meskipun
akhirnya tidak terwujudkan sebagaimana harap, kita telah mendapatkan banyak hal
lainnya. Allah mengetahui doamu, Allah mengetahui seberapa besar keinginanmu.
Allah mengerti seberapa banyak rintihanmu memohon hal tersebut. Tapi.. Allah
juga tahu apa yang terbaik untukmu. Jika pada akhirnya kamu tidak mendapatkan
apa yang kamu pinta, percayalah bahwa apa yang Allah berikan sebagai gantinya
itu jauh lebih baik.
Tidak
ada yang mampu menolak takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang bisa menambah
umur kecuali berbuat kebaikan. Musibah akan berakhir dengan doa dan sedekah.
Musibah akan tertolak dengan dzikir dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan
memperbanyak istighfar. Berdoalah, nasib tak bisa diduga, takdir tak bisa
diubah, tapi doa bisa mengubah segalanya. Janganlah bersedih, semua ada waktunya..
jika doamu belum diijabah, barangkali Allah sedang mempersiapkan yang lebih
baik pada waktu yang tepat. Jika sekarang kisahmu terkesan sedih dalam kondisi
susah, kamu sedang ditempa menuju keadaan yang indah. Sekali lagi, tugas kita
adalah terus ikhtiar dan berdoa, urusan hasil milik Allah. Lagi dan lagi
ketetapan Allah pasti yang terbaik.
Suatu
hari nanti.. Allah ta’ala akan menjawab doa-doamu. Sehingga kedua matamu
menangis bahagia, Allah akan mewujudkan mimpimu didepan kedua matamu, hingga
membuatmu takjub akan rahmat dan kuasa-Nya. Yakinlah, doa yang sudah sampai ke
langit tak akan pernah hilang, dia akan kembali membawa jawaban disaat yang
tepat. Berdoalah, Allah mendengarmu. Bersabarlah karena Allah akan menjawab
doamu pada waktu yang tepat. Sesungguhnya Allah itu dekat. Dia melihat tangan
yang kita tengadahkan dan mendengar doa-doa yang kita bisikkan. Doa dalam diam
adalah teriakan paling keras yang menembus keheningan. Tak ada yang mendengar,
namun kekuatannya menembus sampai langit, karena doa adalah usaha termegah
karena yang kita libatkan adalah pemilik alam semesta. Percayalah Allah
menggenggam semua doa dan akan melepaskannya satu persatu di waktu yang tepat.
Mengulang-ulang doa layaknya mengayuh sepeda suatu saat pasti akan sampai
ketujuan yang engkau inginkan.
Hikmah
belum dikabulkannya doa itu banyak sekali, diantaranya :
1. Mungkin juga Allah menunda mengabulkan doa kita di
dunia karena hendak ditangguhkan di akhirat atau digantikan dengan pengampunan
dosa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Tidak
seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan. Pengabulannya itu bisa segera
di dunia ini, dan bisa juga ditangguhkan di akhirat kelak, atau bisa juga
digantikan dengan pengampunan dosa
sesuai dengan kadar doanya itu, dengan syarat ia tidak berdoa untuk sebuah
perbuatan dosa, atau memutus tali silaturahmi, atau isti’jal (menuntut segera
terkabul)”.
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang
dimaksud dengan isti’jal itu?” Beliau menjawab, “Seseorang yang berkata, “Aku telah berdoa kepada Rabbku, namun belum
juga dikabulkan” HR. Ath-Thirmidzi.
Jika
sampai doa kita pengabulannya ditangguhkan di akhirat, maka di akhirat nanti
doa-doa tersebut akan menjelma menjadi kebaikan-kebaikan. Dan saat itu, kita
akan sangat bahagia, bahkan berharap sekiranya seluruh doa kita ditangguhkan
semuanya untuk kebaikan di akhirat.
2. Mungkin Allah SWT tidak mengabulkan doa kita karena Ia
sengaja hendak menghilangkan keburukan dari kita. Diriwayatkan dari Ubadah bin
Ash-Shomit r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika di atas bumi ada seorang muslim berdoa kepada Allah dengan satu
doa, maka Ia akan mengabulkan doa itu atau menghilangkan keburukan darinya, selagi ia tidak
mengerjakan dosa atau memutus hubungan kekerabatan.” Seseorang berkata,
“Bagaimana kalau kita memperbanyak doa?” Rasulullah SAW bersabda: “Allah akan lebih banyak lagi mengabulkan
doanya atau menghilangkan keburukan darinya.” HR At-Tirmidzi, Ahmad, dan
Al-Hakim.
Dalam riwayat Al-Hakim ada tambahan: “Atau Allah akan menyimpan pahala seperti doanya itu untuknya.” HR
Al-Hakim.
Karena itu, tidak ada salahnya kita memperbanyak doa,
meskipun terkesan tidak dikabulkan oleh Allah, sebab akan diubahnya menjadi
penghapus keburukan kita. Semakin banyak kita berdoa, semakin banyak pula
peluang menghapus keburukan kita.
3. Penundaan terkabulnya doa bisa juga menjadi salah satu
bentuk ujian dari Allah kepada kita, Allah ingin menguji iman kita. Ketika doa
tidak segera dikabulkan, syetan membisikkan pikiran jahat kepada seseorang,
dengan berkata kepadanya: Katanya setiap doa pasti dikabulkan, tapi bagaimana
kenyataannya, doa kamu tidak dikabulkan, jadi tidak ada gunanya kamu berdoa.
Dalam hal ini, sebagai hamba yang baik, tetaplah harus berdoa, meski ia ada
perasaan marah kepada-Nya, lantaran tidak ada satupun doa yang dikabulkan.
4. Tidak segera dikabulkannya doa bukanlah berarti Allah
menolak doa kita, karena bisa jadi waktunya saja yang belum tiba. Karena banyak
sekali diceritakan dalam Al-Quran, doa Nabi saja banyak yang waktu
pengabulannya mencapai puluhan tahun.
Sebagai contoh misalnya Nabi Ya’kub, setelah beliau
kehilangan anak kesayangannya (yakni Yusuf), beliau tidak henti-hentinya berdoa
dan berdoa. Tapi pengabulan doa beliau tertunda terus hingga mencapai waktu
yang cukup lama, sampai ada yang mengatakan, “Nabi Ya’qub berdoa selama empat
puluh tahun.” Penderitaan dan cobaan yang dialami Nabi Ya’qub tidak berhenti
sampai disitu, anaknya yang lain, Bunyamin, juga ikut hilang, sampai-sampai
kedua matanya buta karena kesedihan yang mendalam. Kendati demikian, beliau
terus memohon dan memohon dengan yakin bahwa Allah akan mengakhiri
penderitaanya.
Demikian
pula dengan Nabi Musa a.s, beliau pernah berdoa kepada Allah: “Ya Tuhan kami,
sesungguhnya Engkau memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan
dan harta kekayaan pada kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, akibatnya mereka
menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan kami, binasakan harta benda
mereka, dan kuncilah mati hati mereka, karena mereka tidak beriman hingga
mereka melihat siksaan yang pedih.” (Q.S Yunus: 88).
Namun
konon Allah SWT baru mengabulkan doa beliau tersebut, sebagaimana yang
dinyatakan oleh Allah; (Q.S Yunus: 89). “Sesungguhnya permohonan kalian berdua
dikabulkan” , setelah 40 tahun lamanya. Padahal yang berdoa adalah Nabi Musa a.s,
salah seorang dari Rasul Ulul ‘Azmi, sedangkan yang mengamininya adalah Nabi
Harun a.s, seorang nabi yang mulia. Dan keduanya tentunya juga telah memenuhi
semua syarat dan etika berdoa. Walau begitu keterkabulan doanya memakan waktu
yang sangat lama sekali.
Belum lagi Nabi Ibrahim, yang berdoa ingin mempunyai anak
shaleh, jarak antara doanya dan pemberiannya dari Allah juga sangat lama
sekali, sampai puluhan tahun. Karena itu, bila permohonan kita pada Allah belum
juga terkabul, janganlah berputus asa, ingatlah kisahnya para Nabi yang doanya
lebih lama dari kita dan tentunya juga lebih khusyu’ serta lebih dekat kepada
Allah, terkabulnya juga memakan waktu puluhan tahun.
5. Tidak segera dikabulkannya doa kita itu bisa jadi
masih menunggu proses, karena segala sesuatu itu pasti punya takaran, syarat
dan sebab. Jadi bukan berarti doanya tidak terkabul, melainkan menunggu
kesiapan dari kita untuk menerimanya. Karena itu, janganlah tergesa-gesa
menyimpulkan; doa saya tidak terkabul.
Sabda Nabi SAW: “Doa
salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi ia tidak buru-buru. (Yakni
jika) ia berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tapi doaku tidak
dikabulkan’.” HR Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah,
dan Ahmad.
Dalam lafazh Muslim disebutkan: “Ditanyakan, ‘Wahai
Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta agar doa segera dikabulkan?’
Rasulullah SAW bersabda, “’(Yakni) hamba
itu berkata, ‘Aku berdoa dan berdoa, tapi doaku tidak dikabulkan’.” (HR
Muslim).
6. Doa kita yang kelihatannya tidak terkabul, bisa jadi
itulah bentuk pengabulannya dari Allah SWT. Dikarenakan menurut Al-Qur’an,
setiap doa pastilah akan dikabulkan. “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Q.S Al
mukmin:60).
Sabda Rasulullah SAW: “Tidak
seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan.”(HR. Ath-Thirmidzi).
Hanya saja terkadang pengabulannya Allah itu tidak sesuai
dengan harapan kita, mungkin permohonan kita minta mobil, tapi pengabulannya
Allah berupa sepeda motor atau bahkan sepeda angin. Kalau seandainya pengabulan
dari Allah itu selalu disesuaikan dengan harapan manusia, kita tidak bisa
bayangkan bagaimana kacaunya kehidupan dunia. Contoh kecil saja, bagaimana
jadinya kalau dalam satu waktu ada yang minta hujan juga ada yang minta terang,
karena keduanya sama-sama punya kepentingan, yang satu sedang butuh hujan
karena akan menanam, satunya lagi inginnya terang karena sedang jalan-jalan.
Contoh lain misalnya dimusim pemilihan lurah, calonnya
ada 5 dan semuanya berdoa mohon pada Allah supaya jadi lurah, padahal yang
harus jadi cuma satu. Jadi tidaklah mungkin pengabulannya Allah itu pasti
sesuai dengan keinginan manusia. Tapi yang jelas semua doa (berdasarkan ayat
tersebut) pastilah dikabulkan. Dan bagi orang yang merasa doanya belum terkabul,
bisa jadi Allah sudah mengabulkan doanya, namun tidak sesuai dengan
keinginannya.
7. Terkadang doa yang tidak segera dikabulkan justru akan
membuat kita semakin dekat kepada Allah, terus bersimpuh di hadapan-Nya, selalu
merendahkan diri kepada-Nya. Sebaliknya, tidak jarang jika permintaan kita
dikabulkan, maka kita menjadi lebih sibuk, lalu kita tidak lagi ingat kepada
Allah, tidak meminta dan tidak berdoa lagi kepada-Nya, padahal doa itu sendiri
tidak hanya sebagai ibadah, malahan menduduki posisi yang sangat penting
sekali, yakni sebagai otaknya ibadah. Jangan pernah menyepelekan doa. Kamu akan
terkejut ketika apa yang kamu minta dulu tiba-tiba Allah kabulkan lalu kamu
teringat (ya Allah, ini doa yang pernah aku panjatkan). The power of doa.
Hatimu Cerminan
Perangaimu
Ada satu
hal yang merupakan penentu dari sifat baik dan buruknya seorang manusia.
Segumpal daging yang tidak terlihat namun dapat mempengaruhi keseluruhan
perangai setiap insan. Benar sekali, itu merupakan qalbu atau yang biasa kita
menyebutnya dengan hati. Allah SWT itu sendiri menilai manusia tidak dari
fisik, melainkan hati. Begitu pentingnya kita untuk menjaga dan memelihara
hati. Hati adalah raja, jika hati sudah baik maka semuanya akan baik. Begitu
pentingnya kita untuk menjaga dan memelihara hati. Sampai ada satu doa yang
Rasulullah SAW sering panjatkan agar selalu diteguhkan hatinya dalam ketaatan
kepada Allah, yakni “Ya muqollibal quluub
tsabit qolbi ‘alaa diinik,” yang artinya: “Wahai Dzat yang Maha
Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku diatas agama-Mu.”
Lirik lagu ‘Jagalah Hati’ oleh Aa Gym (Abdullah Gymnastiar):
Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya illahi
Bila hati kian bersih, pikiran pun kian
jernih
Semangat hidup kan gigih, prestasi
mudah diraih
Namun bila hati busuk, pikiran jahat
merasuk
Akhlak kian terpuruk, jadi makhluk
terkutuk
Bila hati kian suci, tak ada yang
tersakiti
Pribadi menawan hati, ciri mukmin
sejati
Namun bila hati keruh, batin selalu
gemuruh
Seakan dikejar musuh, dengan Allah kian
jauh
Bila hati kian lapang, hidup sempit
tetap senang
Walau kesulitan datang, dihadapi dengan
tenang
Tapi bila hati sempit, segalanya makin
rumit
Seakan hidup terhimpit, lahir batin
terasa sakit
Bila hati kian benci, tutur kata penuh
benci
Perilaku tak terpuji, bisa jadi makhluk
keji
Namun bila penuh sayang, hati pun akan
disayang
Hidup pun terasa lapang, hidup bersama
kan senang
Bila hati bertawadlu, hidup indah
semanis madu
Akhlak menawan qalbu, berpisah pun slalu
dirindu
Tapi bila hati takabur, bathin pun
slalu berdebur
Merasa sehebat guntur, akhirnya masuk
kubur
Bila hati penuh dendam, bagai api dalam
sekam
Penuh bara kehancuran, hidup jadi
mengerikan
Tapi bila memaafkan, bathin tentram
menyejukkan
Asal lawan jadi kawan, hidup damai kita
rasakan
Bila hati iri dengki, tak rela orang
dapat rizki
Tak pernah mau memuji, hanya bisa
mencaci maki
Namun hati yang bersyukur, kebaikan tak
pernah kendur
Apalagi bila kita akur, negeri ini akan
segera makmur
Bila hati bermusuhan kedamaian hanya
impian
Hidup saling melumpuhkan, negeri ambruk
memilukan
Namun bila hati bersatu, kekuatan kan
terpadu
Kita bangkit untuk maju, bangun negeri
yang kita rindu.
Bersihkanlah hatimu dari kebencian,
kesombongan, bangga diri, merasa paling baik, iri hati dan dengki, karena itu
adalah sifat-sifat yang hina, buruk, jelek dan kotor. Jika berada didalam hati
seseorang, maka dirinya akan terhalang dari nikmatnya shalat, nikmatnya
bermunajat kepada Allah dan ia terhalang dari terkabulnya amalan disisi Allah.
Siapa yang tidak mau memiliki hati yang lapang? Karena sungguh dengan hati yang
lapanglah kita bisa merasakan ketenangan, kebahagiaan, dan juga kenyamanan
didalam hidup ini. Dan dengan hati yang lapang pun kita bisa lebih mudah berbuat baik kepada siapapun yang
kita temui, karena hakikatnya semua yang kita lakukan haruslah menjadi baik dan
Lillahi Ta’ala.
Lalu bagaimana cara agar kita bisa
mendapatkan hati yang lapang? Salah satu cara yang mudah dilakukan adalah
dengan meminta pertolongan langsung dari Allah SWT melalui doa, dan doa yang
bisa diamalkan adalah seperti doa berikut:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي
يَفْقَهُوا قَوْلِ.
Artinya:
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah
untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku.” (QS. Thaha ayat 25-28).
Apa yang
disembunyikan oleh hati, akan nampak pada sikap dan prilaku. Tips memperbaiki
hati dan melembutkannya, “Barang siapa yang menjaga waktunya dengan berdzikir
pada Allah, berteman dengan orang-orang baik, menjauhi orang-orang lalai serta
buruk perangainya, maka hatinya akan menjadi baik dan lembut”.
Orang baik meski difitnah dan dihujat,
hatinya akan tetap baik. Orang picik meski dipuji dan dibaikin, hatinya akan
tetap picik. Mencaci orang dengan kata-kata kotor tidak akan membuat orang
menjadi kotor, malah sebaliknya mengotori diri sendiri. Menghina orang tidak
membuat orang terhina, melainkan membuat hina diri sendiri. Sebab hanya hati
dan pikiran kotor dan hina yang akan mengeluarkan kata-kata kotor dan perilaku
menghina. Maka dari itu cobalah terus agar menjaga hati menjadi lebih baik agar
setiap ucapannya baik dan barakah. Menguatkan orang dengan kata-kata bijak akan
membuat diri menjadi lebih kuat dan pikiran lebih bijak, sebab hanya hati dan
pikiran yang bijak yang akan melahirkan kata-kata bijak. Agar orang tidak putus
asa, dorong semangatnya dengan motivasi yang membuat orang-orang bahagia dan
jiwanya penuh harapan. Sebab harapan bisa membuat orang-orang tetap bersemangat
menjalani hidup.
Hati seseorang paling sulit untuk
diselami dan dipahami. Namun, saat dua hati saling bersahutan, membuahkan dua
hati, juga bisa berarti hati-hati, mawas diri. Karena, keduanya adalah
pintu-pintu hati yang bisa menampakkan isi hati dan bisa mencampakkan isi hati.
Perilaku yang kita lakukan, melibatkan apa yang ada dalam hati kita, seperti
apa sebenarnya diri kita. Orang lain akan melihat setiap perilaku yang kita
lakukan. Dan dari sanalah karakter tentang diri kita tergambar. Kata-kata dan
perbuatan kita akan membentuk siapa diri kita. Maka dari itu, marilah selalu
menjaga hati kita agar selalu bersih bersinar, karena hati kita adalah cerminan
dari setiap tingkah laku dan perangai kita.
💦💦💦
Cerita inspirasi
Sepasang Suami Istri muda menempati rumah disebuah
Kompleks Perumahan.
Suatu Pagi sambil sarapan, si Istri menatap keluar
melalui jendela kaca dan melihat tetangganya sedang menjemur baju.
Lalu si istri berkata kepada suaminya :
"lihat Pa.., cuciannya kelihatan kurang bersih ya;
sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan
benar. Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi
komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur baju, selalu
saja si istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si
tetangga mencuci bajunya.
Seminggu berlalu...............
Dipagi yang sama si istri heran melihat pakaian-pakaian
yang dijemur tetangganya terlihat bersih cemerlang.
Lalu si istri berkata kepada suaminya :
"Lihat Pa...., sepertinya dia telah belajar
bagaimana cara mencuci dengan benar. Pagi ini cuciannya sudah bersih, mungkin
dia melihat hasil cucianku yang bersih".
Lalu si suami berkata :
"Ma..........................
Papa bangun lebih pagi hari ini untuk membersihkan
jendela kaca kita".
Si isteri terkejut dan sangat malu mendengar jawaban
suaminya. Dia malu telah mencerca tetangganya selama ini tidak bersih mencuci
baju, padahal kaca jendelanya yang kotor.
Begitulah kehidupan......,
Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain
tergantung kepada kejernihan pikiran kita, lewat jendela mana kita
memandangnya. Jika kaca jendela yang kita pakai kotor, sudah pasti apa yang
kita lihat didepan akan kotor juga.
Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita. Jika
Pikiran kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita. Jika Perkataan kita
bersih, maka bersih pula PERBUATAN kita.
Hati, Pikiran, Perkataan dan Perbuatan kita Mencerminkan
Hidup kita.
Itulah sebabnya orang tua kita selalu Berpesan :
“Jaga Hati, Pikiran, Perkataan dan Perbuatan”
Hati adalah seperti cermin. Ia akan mewujudkan apa saja
yang tersimpan didalam hati seseorang. Jika hati seseorang menyimpan perasaan
yang bersih maka penampilan orang itu akan menarik perhatian orang lain karena
perilakunya terpuji. Kalau hatinya kotor, maka perilaku orang itu bagaikan asap
yang gelap, sehingga budi pekertinya selalu akan condong kepada keburukan.
Menjaga hati sama pentingnya menjaga lisan. Sebab, seseorang jika hatinya baik,
maka akan keluar dari lisannya perkataan yang baik. Karena lisan mencerminkan
kebersihan hati seseorang dan kebersihan hatinya akan mencerminkan perangai dan
tingkah laku seseorang.
Kesehatan adalah
Mahkota Bagi Kehidupan
Kesehatan dapat terwujud jika manusia
dapat mengharmoniskan semua fungsi tubuh dan jiwa sehingga tercapai kesehatan
jasmani, rohani dan sosial. Manusia dalam mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat salah satunya adalah dengan kesehatan. Orang yang memiliki harta
melimpah menjadi tidak bahagia jika tubuhnya sakit. Kesehatan badan (jasmani)
dan kesehatan rohani (jiwa) akan menutupi kekurangan dari materi dan
mendatangkan perasaan tenang, aman dan damai yang buahnya adalah kebahagiaan.
Kesehatan adalah mahkota yang bertengger diatas kepala orang sehat, dan hanya
bisa dilihat oleh orang yang sakit. Maka dari itu gunakanlah waktu sehatmu
sebelum kamu sakit. Jagalah selalu kesehatanmu agar kamu tidak mudah sakit,
tentu dengan memperhatikan gaya hidup yang sehat, yakni mengonsumsi makanan
bernutrisi, menjaga pola makan, dan rutin berolahraga. Jaga kesehatanmu,
perhatikan apa yang kamu makan, jangan lupa olahraga dan tidurlah tepat waktu.
Kesehatan tubuhmu adalah cerminan dari apa yang kamu makan. Kesehatan bukan segalanya,
tapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak ada gunanya.
Kesehatan diibaratkan dengan mahkota,
karena ia adalah kekayaan yang amat berharga. Hanya karena letaknya diatas
kepala sendiri, sulit bagi seseorang untuk melihatnya. Tak banyak yang mensyukuri
keberadaannya dan merasakan nikmatnya. Sebaliknya, bagi orang yang menderita
sakit, mereka dapat melihat mahkota kesehatan tersebut karena merasakan
langsung.
Dalam Hadistnya Rasulullah SAW bersabda : “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu
pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari, no. 5933).
Maksud dari tertipu dalam hadist tersebut adalah melalaikan/meninggalkan untuk
bersyukur kepada Allah Ta’ala terhadap nikmat yang telah Dia berikan kepada
manusia. Mengapa bisa sampai tertipu? Tentu bukan karena kesehatan itu nikmat
yang kecil dan sederhana, bahkan justru karena kesehatan ini begitu besar
kenikmatannya, sehingga orang kerap terlena dan lupa diri karenanya.
Jika direnungkan, ternyata justru
disaat semuanya serba tak nyaman inilah orang menjadi sadar tentang dahsyatnya
nikmat sehat. Justru melalui sakitlah kebanyakan orang diingatkan akan
kelalaiannya bersyukur di kala sehat.
Artinya: “Mohonlah
kepada Allah ampunan dan kesehatan, karena setelah iman, tidak ada kebaikan
besar bagi seseorang selain (melebihi) kesehatan.” (Hadits ini disebutkan
dalam al-Thibb al-Nabawi oleh al-Dzahabi)
Ujian sakit, bisa datang kepada siapa
saja, kapan saja, dimana saja, dan tanpa terduga kehadirannya. Seseorang yang
mengidap penyakit kanker, telah bertahun-tahun berjuang melawan penyakitnya itu
dengan melakukan tujuh kali operasi dan menghabiskan biaya banyak. Namun
setelah operasi terakhirnya dinyatakan berhasil, beberapa pekan kemudian
meninggal hanya karena penyakit diare akut. Seorang artis yang semula hidupnya
berlimpah kekayaan dan ketenaran, tiba-tiba terserang stroke. Rumah serta mobil
mewah yang ia miliki, belum juga cukup untuk menebus biaya pengobatannya.
Alhamdulillah, kondisinya mulai pulih bertahun-tahun kemudian, namun harta dan
kejayaannya habis dan ia pun tinggal terdiam pasrah di kursi rodanya. Sungguh
luar biasa kasih sayang Allah ketika memberikan kita sakit, karena kerap kali
melalui sakit itulah kita baru bisa mensyukuri nikmat sehat. Itu pula sebabnya
kita dianjurkan untuk gemar mengunjungi orang sakit, selain untuk membahagiakan
yang sakit juga untuk tadabbur dan peringatan bagi diri kita sendiri.
Nikmat sehat merupakan salah satu
nikmat terbesar yang dikaruniakan oleh Allah Ta’ala kepada manusia. Dengan
nikmat ini, yang termasuk didalamnya nikmat hidup, manusia dapat melakukan
berbagai aktivitas dengan nyaman mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur
bahkan selama tidur itu sendiri. Seorang ayah dapat bekerja menafkahi
keluarganya karena badannya kuat, seorang ibu dapat memasak untuk keluarganya
karena tidak mengalami nyeri haid, seorang anak dapat belajar dengan rajin
karena tidak mengalami demam, dan lainnya merupakan beberapa contoh dari
manfaat dari nikmat sehat yang dikaruniakan kepada kita secara cuma-cuma oleh
Allah Ta’ala. Maka sudah selayaknya kita
bersyukur/berterima kasih kepada Allah Ta’ala atas karunia-Nya tersebut juga
karunia-Nya yang lain.
Berinvestasilah pada kesehatanmu,
berhematlah untuk kesenangan sesaatmu karena sehat adalah kekayaan dimasa
depan. Membayar mahal untuk investasi kesehatan dan pendidikan itu takkan
pernah sia-sia, justru kamu sedang mempersiapkan masa depan yang indah. Sehat
itu bukan suatu kemewahan. Sehat itu murah, tetapi menjadi mahal ketika sehat
telah berubah menjadi sakit.
Lisan yang
Berkualitas
Agar setiap kalimat yang diucapkan
menjadi berkah maka berpikirlah terlebih dahulu. Setiap kata-kata yang akan
dilontarkan berpikirlah terlebih dahulu, apakah akan menyakiti orang lain
ataupun tidak. Maka dengan demikian terciptalah lisan yang berkualitas tanpa
menyakiti satu sama lain. Seperti kata pepatah : ‘Simpanlah lidah dibelakang
akal dan kesadaranmu. Sebelum berbicara maka berpikirlah terlebih dahulu apakah
yang akan kamu katakan itu mengandung maslahat atau tidak. Apakah akan
menyakiti hati orang lain atau tidak, ketahuilah bahwa diam itu masih tergolong
ibadah daripada kamu mengatakan sesuatu yang akan menimbulkan mudharat’. Tidak
keluar dari orang yang baik kecuali ucapan yang baik, kalimatmu adalah tanda
kepribadianmu.
Tingkatkan
kualitas bicaramu, bukan volume suaramu. Sebab, bunga tumbuh oleh siraman
hujan, bukan dengan suara halilintar. Kelak kamu akan mengerti, bahwa menahan
untuk menjaga orang lain agar tak tersinggung karena lisanmu, itu jauh lebih
baik daripada mengutarakan isi hatimu. Kita sebagai manusia yang sering
diomongin orang, dihina dan dicaci manusia, bersabarlah.. hidup ini bukan
semata untuk dipuji dan disanjung-sanjung oleh manusia. Hidup ini hanya untuk
mencari keridhaan dari Allah SWT dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya bekal
untuk kita berpulang kepada kehadhirat ilahi. Karena omongan manusia hanya
sepanjang lidahnya saja... tidak berarti apa-apa. Cercaan itu hanya sebentar.
Sepanjang ia hidup saja. Jika sudah mati kelar semua cerita. Dia mati.. dia
pula yang akan menanggung dosanya. Kita dihisab bukan berdasarkan omongan
manusia, tapi kenyataan amalan-amalan kita. Jadi tidak usah hiraukan
perkataan-perkataan manusia yang setiap harinya membuat hati terluka. Sekiranya
engkau dicela dighibahi dihina direndahkan orang lain, jangan terlalu bersedih.
Sesungguhnya mereka sedang berbuat baik padamu dari dua sisi. Yang pertama ia
sedang menghadiahkan kebaikannya kepadamu. Yang kedua disebabkan celaannya
Allah menghapuskan dosa-dosamu karena kelak di akhirat mereka akan memberikan
pahala-pahalanya padamu, dan mengambil dosa-dosamu. Jangan sedih... fokus hidup
untuk Allah.. jangan bersedih.. teruslah berpikir positif. Fokus untuk berbuat
kebaikan dan meningkatkan ibadah demi mencari ridha Allah, bukan untuk anggapan
manusia dan mencari muka pada manusia.
Lisan
merupakan salah satu fitrah yang dikaruniakan Allah SWT kepada seluruh umat
manusia. Meskipun ukurannya lebih kecil dibandingkan bagian tubuh lainnya
seperti tangan dan kaki. Lisan dapat menempatkan seseorang pada posisi sebagai
penghuni surga atau sebaliknya dilemparkan kedalam api neraka. Jangan
menyepelekan setiap perkataan yang keluar dari mulut kita.
Tips menjaga lisan dalam kehidupan sehari-hari:
1.
Tidak selalu menyampaikan apa yang didengarkan kepada
orang lain
2.
Jauhi sikap sombong dan membanggakan diri
3.
Perbanyak membaca Al-Qur’an
4.
Banyak berzikir
5.
Hindari sikap berlebihan dalam berbicara
6.
Jangan memotong pembicaraan orang lain atau membantahnya
7.
Jangan memperolok cara bicara orang lain
8.
Jauhkan diri dari ghibah (gosip) dan namimah (adu domba)
9.
Jangan menggunjing orang lain
10.
Hindari perkataan yang tidak berdasar
11.
Lebih banyak menggunakan telinga ketimbang mulut
12.
Mengendalikan lisan lewat hati
13.
Hindari berbicara tanpa berpikir
14.
Jangan menghina orang lain
15.
Selalu menjaga ucapan kepada orang lain
Ucapan
itu seperti anak panah yang direntangkan pada busurnya. Sebelum dilepaskan maka
tahan dulu, sebelum diucapkan maka pikirkan dulu. Sebelum dilepaskan maka bidik
dulu, sebelum dikatakan maka pastikan dulu. Supaya ucapan kita tepat sasaran,
yaitu ucapan kita diridhai Allah SWT. Untuk menjaga agar lisan kita selalu
berkualitas yaitu dengan cara, setiap mau mengatakan sesuatu, pikirkanlah
dahulu apakah perkataan ini penting ? Jika penting, apakah perlu untuk
disampaikan ? apa manfaatnya ? karena adakalanya perkataan yang benar tapi
tidak manfaat disebabkan waktu yang tidak tepat atau situasi yang tidak pas.
Salah satu ciri orang yang beriman adalah senantiasa memelihara lisannya.
Semoga kita termasuk orang yang semakin terampil mengelola lisan kita agar terhindar
dari ucapan yang mengandung dosa, menyakiti orang lain atau tiada berguna.
Amiin ya Rabbal’alamiin.
Alkisah
di zaman Rasulullah SAW ada seorang wanita yang terkenal dengan amalannya yang
luar biasa, banyak sekali ibadahnya. Ia terkenal dengan shalatnya, terkenal
dengan ibadah puasanya, zakatnya sempurna, sedekahnya luar biasa. Namun wanita
ini sering sekali menyakiti hati dan perasaan tetangganya dengan lisannya. Apa
kata Rasulullah SAW, tempat perempuan itu di neraka. Kenapa ? Harusnya
shalatnya itu mampu menjaga akhlak dan perkataannya menjadi perkataan yang baik
dan akhlak yang baik. Harusnya sedekahnya, zakatnya, mengajinya, puasanya itu
mampu membuat akhlaknya menjadi akhlak yang baik. Tapi sia-sia ketika semua
amal ibadah dia kerjakan namun lisannya tetap menyakiti orang lain. Maka
patutlah Rasul katakan dia tempatnya berada di neraka. Sahabatku sekalian, oleh karena itu jagalah lisan kita selalu
setiap kata yang ingin dikeluarkan dalam setiap lisannya, agar lisan kita
selalu berkualitas dan bermanfaat bagi semuanya.
Menjadi Pribadi
yang Berkelas
Pada dasarnya semua manusia mulia di
mata Allah SWT. Mereka diciptakan dengan sangat sempurna dibandingkan dengan
makhluk-makhluk lainnya. Manusia diciptakan oleh Allah sebaik-baik makhluk. Ia
di beri akal pikiran, kecerdasan, hawa nafsu, serta bentuk tubuh nan rupawan.
Sangat berbeda dengan pandangan manusia. Pandangan sebagian besar orang dalam
mengukur kemuliaan hanya dari segi materi, kekayaan pribadi, memiliki rupa
tampan atau cantik, ataupun jabatan yang tinggi. Padahal, materi tidak dapat
dijadikan tolok ukur seseorang itu mulia atau hina. Rasulullah SAW bersabda
yang artinya: [Kemuliaan dunia adalah
kekayaan dan kemuliaan akhirat adalah ketakwaan. Kamu, baik laki-laki maupun perempuan,
kemuliaanmu adalah kekayaanmu, keutamaanmu adalah ketakwaan, kedudukanmu adalah
akhlakmu, dan (kebanggaan) keturunanmu adalah amal perbuatanmu] (HR.
Adailami).
Selain
itu orang yang mulia selalu menyambung tali persaudaraan dalam setiap kondisi, menebarkan salam,
memperhatikan urusan kaum muslimin, memelihara kemaluan, beraktivitas, berusaha
mengamalkan kebajikan. Melakukan amar makruf nahi munkar, serta juga
mengerjakan amal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Ciri-ciri pribadi yang berkelas yaitu:
1.
Tahu cara memperlakukan orang lain dengan benar
Orang yang berkelas itu tahu bagaimana
cara dia memperlakukan orang lain dengan benar, dia tidak memandang apa
pekerjaan orang tersebut, penampilan, strata sosial, etnis, agama, atau apapun
itu. Orang berkelas itu akan selalu mengatakan tolong jika membutuhkan bantuan
orang lain, mengatakan terimakasih untuk mengapresiasi orang lain, dan meminta
maaf jika melakukan kesalahan.
2.
Pintar membawa diri
Orang berkelas menguasai bahasa tubuh
yang elegan, sehingga orang lain terkesan melihat bagaimana cara dia membawa
diri. Orang berkelas selalu terlihat percaya diri bertanggung jawab dan yang
pasti dia sangat bersikap tenang. Punggungnya lurus dan tegak saat berjalan,
penuh percaya diri. Berjalan dengan percaya diri bukan berarti angkuh tapi ia
tahu orang lain memegang kendali tentang dirinya hanya dengan melihat
langkahnya.
3.
Berprilaku sopan
Orang berkelas selalu menjaga attitude
yang baik serta tahu cara bersikap yang benar. Ia juga tidak akan membuat orang
lain merasa direndahkan, sehingga orang lain senang bergaul dengannya. Orang
berkelas itu disegani orang lain karena mampu mengendalikan sikapnya. Setiap
kali ia berucap, dipikirkan terlebih dahulu apakah ucapannya itu menyakiti/menyinggung
perasaan orang lain atau tidak. Dalam berbicara dan bertutur kata selalu jelas
dan tegas namun tetap dalam nada yang lembut sehingga mengesankan keanggunan.
Dengan begitu orang akan menghargai ucapanmu.
4.
Berwawasan luas
Orang berkelas itu berwawasan luas
karena rendah hati, ia menganggap dirinya masih perlu banyak belajar. Orang
yang berwawasan luas cenderung lebih enak untuk diajak ngobrol, pemilihan
bahasa mereka cukup elegan dan tidak merendahkan.
5.
Tahu cara berpenampilan yang baik
Berpenampilan yang baik tidak selalu
identik dengan pakaian yang mewah dan bermerk. Orang berkelas itu tahu cara
berpenampilan yang baik dan benar serta tetap menjaga kesopanan dalam
berpakaian. Orang berkelas tahu cara menempatkan diri dalam berpenampilan
sesuai dengan situasi yang ia datangi.
6.
Menginspirasi
Orang berkelas lebih memotivasi dengan
menjelaskan sebuah pencapaian mengatasi masalah-masalah sosial dalam kehidupan
masyarakat dan dampak positif dari pencapaiannya terhadap orang lain.
Menghabiskan waktu secara berkualitas, orang berkelas tidak menyia-nyiakan
waktu begitu saja. Jika ada waktu kosong ia manfaatkan dengan kegiatan yang
positif dan hal-hal yang produktif.
Pribadi
yang berkelas tidak hanya diperuntukkan di bagian urusan duniawi saja. Namun
pribadi yang berkelas dan berkualitas adalah pribadi yang berkelas di mata
Allah SWT. Untuk menjadikan dirimu berkelas dalam pandangan Allah kamu harus
menunjukkan dirimu tidak sama dengan orang kebanyakan. Tentu dalam hal-hal yang
merujuk kepada ilmu agama (akhirat) ketika dalam berbicara, ketika bersikap,
cara berpikir dan meneguhi prinsip menjalani hidup. Kesemuanya upayakan
berorientasi akhirat. Dianggap aneh dipandangan manusia yang cinta dunia,
abaikan saja. Dijauhi dan ditolak oleh mereka dalam pergaulan, patut disyukuri.
Jangan takut sendiri, karena sang juara yang nomor 1 selalu seorang.
Wahai
akhwat.. jika ingin menjadi wanita berkelas, jangan lah memberi pintu untuk
sembarangan orang. Jika kau suka dengan seorang pria jangan kau bukakan pintu
baginya hingga ia mau mengetuknya dengan benar. Menemui ayah/walimu dan
mengemukakan hajatnya. Jangan sekali-kali kau membuka pintu-pintu selain satu
pintu ini. Sebab, kelak kau akan menyesal, membiarkan dirimu diculik dan
dirampas pria yang tak layak bagimu. Sebelum melangkah lebih jauh, ada hal yang
perlu untuk dicamkan mateng-mateng, yaitu orang-orang “BERKELAS” itu
“SELEKTIF”. Tidak ada istilahnya “AKU TERIMA KAMU APA ADANYA”. Hal itu hanya
akan ditemui di dunia “PERGOMBALAN”. Teruslah menjaga. Jangan bosan dan lelah
untuk melakukan hal yang demikian. Sebab, ketika dirimu mencoba memancing lawan
jenis dengan umbaran pesonamu, sejatinya yang memakan umpanmu itu juga bakalan
se-tipikal dirimu kok, yaitu hobinya lirik-lirik sana-sini bahkan berpotensi dayyuts.
Wahai muslimah... permata akan tetap menjadi permata,
walaupun harganya mahal, mendapatkannya harus bersusah payah. Setelah didapat,
maka ia menjadi barang berharga yang terus dijaga. Coba bandingkan dengan
pecahan kaca, tidak akan pernah menarik perhatian padahal kilauannya sekilas
sama walaupun ia hampir tak berbayar bahkan ketika ia berserakan didepan mata.
Kalaupun disimpan, bisa bahaya sehingga perlu waspada.
So, jika permata dan pecahan kaca adalah perumpamaan
manusia, jadi engkau pilih yang mana?
Paksakan Diri untuk Beribadah
Paksakan
diri kita untuk beribadah kepada Allah SWT selagi jasad masih dikandung badan.
Jika tidak sekarang kapan lagi jika bukan kita yang memaksa diri siapa lagi?
Toh umur tidak ada yang tahu, tidak ada yang bisa menjamin sampai kapan.
Kematian bisa datang kapan saja, dimana saja dan untuk siapa saja. Siap gak
siap wajib siap. Mau tidak mau harus mau. Kematian adalah sesuatu yang pasti.
Allah tegaskan bahwa semua yang bernyawa pasti akan mati. Dan dalam menuju
kematian itu kadang-kadang Allah uji kita dengan ujian kesedihan dengan ujian
kebahagiaan. Sahabatku sekalian, husnul khatimah dan su’ul khatimah, mati dalam
keadaan yang baik dan mati dalam keadaan yang buruk adalah pilihan. Dan itu
terjadi tergantung dari kebiasaan-kebiasaan selama kita diberikan kesempatan
hidup oleh Allah SWT. Orang-orang yang cerdas adalah orang-orang yang ingat
mati, artinya salah satu yang dilakukan adalah apapun peluang didepan mata
untuk beramal shaleh dia akan kejar, dia akan ambil dia akan berlomba-lomba.
Makanya Allah katakan ‘Fastaqul Khairat’ berlomba-lomba
dalam kebaikan. Berlomba-lomba menuju kepada Allah ta’ala dalam keadaan yang
husnul khatimah. Kita semua berharap in sya Allah dengan amal shaleh dapat
menghantarkan kita pada akhir kehidupan yang baik. Di akhir kehidupan Allah
panggil kita dengan kalimat ‘ya ayyatuhan
nafsul muthmainnah irji’i ila rabbiki radhiyatam mardhiyyah fadhkhuli fii
‘ibadi wadkhuli jannati’
Kita ingin diakhir hidup dapat dipanggil dengan kalimat,
wahai jiwa-jiwa yang tenang kembalilah kepada Allah dengan hati yang ridha’ dan
diridhai oleh Allah SWT, masuklah kedalam golongan hamba Allah, masuklah
kedalam surganya Allah SWT.
Sahabatku
sekalian.. selagi ada waktu, selagi sehat jiwa raga selagi masih diberikan
kesempatan hidup. Disisa umur kita sekarang ini marilah kita beribadah dengan
khusyuk kepada Allah SWT, paksakan diri ini untuk terus beribadah, agar kelak
mendapat husnul khatimah saat kembali kehadapan-Nya.
Kalau masih bisa shalat dibelakang imam hari ini
shalatlah, sebelum besok dishalatkan didepan imam. Kalau masih bisa baca
Al-Quran, bacalah, belajar Al-Qur’an, sebelum besok Qur’an dibacakan didepan
tubuh kita yang sudah terbujur kaku tidak bisa bergerak. Kalau masih bisa
berangkat ke Mesjid, berangkatlah. Sebelum besok tubuh kita digotong ke mesjid
untuk yang terakhir kalinya. Kalau masih
bisa sedekah, sedekahlah. Karena berapa banyak orang yang sudah meninggal minta
sama Allah untuk dihidupkan kembali untuk bersedekah sebanyak-banyaknya dan
akan menjadi orang yang shaleh. Ibadah itu harus dipaksakan, karena kalau kita
tidak memaksakan diri, maka dipastikan sampai meninggal tidak akan ibadah.
Karena syaitan tidak mau kita beribadah. Ia tak akan berhenti untuk menggoda
manusia agar malas dan menunda-nuda dalam beribadah.
Sesungguhnya syaitan merupakan musuh terbesar umat
manusia. Syaitan masuk kedalam hati setiap orang, apakah dia seorang mukmin
ataupun kafir. Syaitan terus melakukan upaya untuk membawa hasutan, keburukan,
dan kejahatan kedalam dada manusia.
Ada
banyak cara yang dilakukan syaitan dalam mengoda, merayu dan menyesatkan anak
adam, dan berikut beberapa diantaranya:
1. Tazyin atau kamuflase menghiasi perkara seolah baik.
Syaitan tidak mengarahkan seseorang kepada dosa dan
kejahatan, melainkan menghiasinya secara bertahap, misalnya ketika seseorang
mendengar azdan pada malam musim dingin dan berkata kepadanya, “Tetap santai di
tempat tidur, kamu lelah dan capek”.
2. Talbis atau menipu.
Syaitan mencoba menipu pikiran manusia dengan meyakinkan
dia bahwa larangan sebenarnya diperbolehkan. Sebagai contoh, seseorang ingin
mendapatkan pinjaman berbasis bunga dari bank untuk membeli rumah atau
apartemen. Maka syaitan mengatakan kepadanya bahwa ini pinjaman diperbolehkan,
karena tidak berbuat jahat kepada orang lain.
3. Taswif syaitan turut berupaya menghasut orang lain
agar menunda untuk bertaubat. Syaitan membuat manusia terus menunda untuk
bertaubat, dengan mengatakan masa muda merupakan tahap yang terindah, dan
taubat bisa dilakukan dilain waktu.
4. Tahwin meremehkan hal kecil seperti dosa kecil.
Syaitan juga mengajak manusia untuk meremehkan dosa-dosa
kecil. Syaitan menyatakan bahwa orang lain jauh lebih banyak melakukan dosa
besar.
5. Syaitan berupaya membuat manusia tidak berada dalam
jalan yang lurus. Hal ini karena mereka harus lebih taat, sedangkan orang lain
akan memusuhi dan mengejeknya.
6. At-Taiys, upaya lainnya yakni membuat manusia putus
asa dalam bertaubat. Dia menyatakan bahwa dosa yang dimiliki seorang hamba
besar, sehingga sulit untuk diampuni.
7. Syaitan turut dapat hadir pada manusia yang dalam
keadaan marah. Dia datang melawan pikiran orang yang waras.
8. Dia menjadikan manusia tinggi angan-angan, mendorong
manusia takut akan kemiskinan, kemudian dia menghasut manusia untuk dapat kaya
dengan jalan yang haram.
9. Syaitan juga membuat indah keburukan manusia, dan
tidak toleran terhadap yang lain. Dia terus membuat orang lebih fanatik, dan
memotivasi manusia agar merendahkan orang lain.
Syaitan
akan menggoda umat manusia saat melaksanakan ketaatan dengan beragam cara,
antara lain sebagai berikut:
Pertama, yaitu syaitan akan menghalangi seorang hamba
untuk berbuat ketaatan. Jika Allah SWT melindunginya dari bujukan ini, syaitan
menyuruhnya untuk menunda-nunda amal.
Kedua, jika Allah SWT menyelamatkannya dari hal itu (tipu
daya yang pertama), maka syaitan akan mendorongnya untuk tergesa-gesa.
Ketiga, ketika Allah menyelamatkannya dengan dari
rekayasa itu, syaitan pun memerintahkan untuk menyempurnakan amal dengan tujuan
riya.
Keempat, apabila Allah menyelamatkannya dari rekayasa
itu, maka syaitan memasukkan sikap ujub kedalam hatinya.
Kelima, ketika syaitan melihat hal itu padanya, ia pun
menyuruh hamba untuk bersungguh-sungguh dalam kesendirian, seraya berkata,
“Sesungguhnya Allah akan menampakkannya padamu.” Dengan perkataan ini, syaitan
menghendaki terbentuknya sikap riya.
Lebih lanjut, Imam Ghazali menjelaskan, jika seorang
hamba mencukupkan diri dengan ilmu Allah SWT maka ia akan selamat dari syaitan.
Jika hamba tidak mematuhi syaitan dalam semua itu, dan syaitan tidak mampu lagi
menggodanya, ia pun berkata, “Engkau tak memerlukan amal ini. Karena, jika
engkau diciptakan sebagai orang yang bahagia maka meninggalkan amal tak akan
membahayakanmu. Dan jika engkau ditakdirkan sebagai orang yang sengsara maka amal ini tak akan berguna untukmu.”
Dengan demikian, jika Allah melindungi hamba-Nya dari
rekayasa ini, ia akan berkata, “Aku adalah hamba, dan seorang hamba wajib
mengikuti perintah Tuannya. Sedangkan Sang Tuan bisa berbuat apa saja dan
memutuskan sekehendak-Nya,” Maka, atas
pertolongan Allah SWT ia selamat dari syaitan. Wallahu ‘alam bis-shawab.
Jadilah Pribadi
yang Berakhlak Menawan
Salah satu misi diutusnya Rasulullah
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan
akhlak manusia, sebagaimana disebutkan dalam salah satu sabdanya, “Sesungguhnya
aku diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak”.
Hendaklah kalian menjaga adab. Sebab, jika kalian raja,
pasti kalian akan melebihi raja-raja yang lain. Jika kalian penengah, pasti
kalian akan dapat mengatasi (yang lain). Dan jika kehidupan kalian miskin,
pasti kalian akan dapat hidup (terhormat) dengan adab kalian. Semulia-mulia nasab
adalah akhlak yang baik” –Ali bin Abi Thalib.
Rasulullah adalah suri tauladan
terbaik, tidak ada yang mampu menandingi keindahan akhlak beliau. Tidak sedikit
perilaku buruk yang harus Rasulullah terima saat berdakwah menyebarkan ajaran
islam, namun beliau selalu membalas keburukan itu dengan kebaikan. Maka
pantaslah bila Allah SWT memujinya dalam sebuah ayat, “Sungguh telah ada pada dirimu (Muhammad) akhlak yang agung.” (Q.S
Al-Qalam: 4).
Akhlak terpuji
inilah yang menjadi salah satu kunci kesuksesan Rasulullah SAW dalam melakukan
dakwahnya. Buah keteladanan dari diri Rasulullah SAW ini sungguh luar biasa,
lihatlah bagaimana keluhuran akhlak generasi sahabat yang mewarisi akhlak
Rasulullah SAW. Akhlakmu akan membuat hati orang lain tertarik sekalipun dia
tidak mengenalmu. Jadilah orang yang memiliki akhlak yang baik, maka orang lain
akan senang denganmu. Engkau takkan mampu menyenangkan semua orang, karena itu
cukup bagimu memperbaiki hubungan dengan Allah dan jangan terlalu peduli
penilaian manusia. Cukuplah kita yang selalu berusaha berbuat baik kepada semua
orang. Jangan pernah melewatkan sehari pun untuk selalu berbuat baik, meskipun
itu pahit dan sulit bagimu. Sehingga suatu saat orang lain akan mengingatmu dan
menyebutmu hanya dengan kebaikan saja. Kala kamu meninggalkan dunia ini, kamu
akan dikenang dengan perbuatan dan akhlakmu yang menawan.
Seburuk apapun
orang bersikap terhadapmu balaslah selalu dengan senyuman dan dengan sikap yang
baik, meskipun hanya dengan menjaga perasaannya. Orang pintar bukan IP-nya 4,
orang pintar bukan yang 200 IQ-nya, orang pintar adalah orang yang
pintar-pintar merasakan perasaan sahabatnya. Kalau kawan tak punya mobil jangan
cerita mobil, kalau kawan masih ngontrak jangan cerita kita punya rumah baru,
kawan belum beristri jangan cerita istri, kawan belum bersuami janganlah cerita
kemesraan kita dengan suami. Kawan belum punya anak janganlah bercerita tentang
anak. Jaga hati perasaan orang lain. Inilah yang dinamakan orang yang memiliki
akhlak yang menawan. Nampaknya memang simple sederhana, namun penting. Hal ini
hanya bisa dirasakan oleh orang yang sudah lama berkawan lama dan bersahabat,
sangat halus perasaan lidahnya.
Adab dan akhlak adalah ibarat inti dan
ketenaran adalah seperti bayang-bayang. Tetapi sayangnya, kebiasaan orang lebih
melihat bayang-bayang daripada intinya. Ketika hati kotor, maka ucapan pun akan
menjadi kotor, karena ucapan adalah gambaran hati si pemiliknya. Sikap buruk
merusak perbuatan baik, seperti cuka merusak madu. Ya Allah baguskanlah
akhlakku, akhlak keluargaku dan akhlak keturunanku sebagaimana Engkau
menciptakan kami. Akhlak kita kepada Allah ialah kita harus mengaku Allah itu
sebagai Tuhan dan kepada-Nya sajalah kita sembah dan kita ridha pula apa yang
Allah takdirkan kepada kita, serta kita memiliki rasa taat kepada Allah yaitu
rasa ber-Tuhan dan rasa kehambaan dimana saja berada. Tidak ada sesuatu yang
lebih berat dalam timbangan Allah kecuali akhlak yang baik. Rasulullah SAW
bersabda: "Sesungguhnya orang yang
paling aku cintai diantara kalian dan paling dekat kedudukannya denganku pada
Hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian."
(Hadits Riwayat at-Tirmidzi, no.2018)
Realita Tak
Seindah Ekspektasi
Di Indonesia, rumah masih ngontrak dan
masih nyicil dan kerjasama dengan bank, motornya ada 2 sampai 3, mobil 2,
perabot rumah tanggal lengkap sempurna, mesin cuci, kulkas, dispenser yang
harganya belasan jutaan, TV disetiap kamar, AC disetiap ruangan dan lain
sebagainya. Alasannya jelas, ingin dianggap berada. Padahal orang berada
betulan, biasanya menggunakan uangnya untuk investasi. Berinvestasi untuk
kehidupan dunia dan terutama akhirat yang lebih kekal. Untuk investasi dunia
dengan cara menge-rem sementara keinginan membeli barang-barang elektronik,
agar duitnya bisa dipakai untuk beli rumah atau tanah yang kenaikan harga per
tahunnya semakin tinggi. Sementara barang elektronik hanya akan jadi rongsokan.
Untuk investasi akhirat memperbanyak sedekah jariyah berupa wakaf tanah, wakaf
Al-Quran dan segala kebutuhan orang untuk melakukan ibadah, membangun
tempat-tempat ibadah (Mushalla, mesjid, tempat-tempat pengajian) atau
tempat-tempat umum yang sering digunakan oleh orang banyak (sumur, rumah untuk
fakir miskin dan anak yatim, dsb), menanam pepohonan yang buahnya bisa
dinikmati oleh semua orang, sehingga ketika suatu saat ia telah tiada pahala
jariyahnya tetap terus mengalir.
Di Jepang, saat ini sedang ngetrend
gaya hidup minimalis. Orang-orang berlomba mengosongkan rumahnya dari segala
perabotan. Hanya punya sedikit baju, kasur seadanya, laptop untuk kerja, sudah.
Itu saja. Tidak sumpek, malah lapang, mood pun senang. Di Jepang, punya mobil
adalah kampungan. Hanya golongan petani dan pedagang yang tinggal di pedesaan
yang punya mobil, itupun karena berfungsi untuk mengangkut logistik pertanian
dan perdagangan mereka. Sedangkan orang kota lebih suka jalan kaki dan naik
sepeda. Kalaupun ada mobil biasanya dibiarkan sampai berdebu di garasi.
Sedangkan di Indonesia, mobil dan rumah mewah justru adalah simbol kekayaan.
Cicilan rumah belum lunas, keburu kredit mobil. Padahal mobilitas juga belum
tinggi, belum jadi orang sibuk, Cuma gara-gara tetangga punya mobil terus
ikutan daripada kelihatan miskin. Seneng banget nyenengin pihak Bank. Semakin
banyak utang semakin banyak bunga yang dibayar, tetapi tidak sadar diperas
bankir. Lihat saja sudah banyak korban ko.. ketika tidak mampu mencicil selama
3 bulan semua akhirnya raib, kerja keras kita tidak akan dihargai oleh bank.
Maka merenunglah! Bank tidak peduli kita jadi gelandangan. Pikir-pikir lagi
ketika ingin banyak gaya... hidup sederhana dan apa adanya jauh lebih nikmat
dan indah. Bukannya melarang.... punya perabotan banyak itu boleh selama rumah
kita sendiri. Punya mobil juga boleh, selama pondasi ekonomi sudah kuat. Apa
yang terlihat oleh mata hanya lah cover luar. Untuk apa luarnya bagus dan
mapan, tapi yang didalam justru keropos?
Bahan renungan.... bener juga lebih
baik hidup apa adanya tidak diadak-adakan, apa lagi sampai bekerja sama dengan
bank. Nauzubillah. Kalau seperti kulkas, AC, mesin cuci itu semua kebutuhan
tidak masalah asalkan jangan dari hutang bank, sebab berhutang bank akan
menyusahkanmu juga, belum lagi dicabut barokahnya oleh Allah. Karena dari
hutang bank tersebut banyak mengandung ribanya.
Ayat tentang riba, “Allah
memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” [QS. Al-Baqarah: 276]
“Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba”. [QS. Al-Baqarah: 275]
Lihatlah dalam ayat diatas, Allah membedakan antara riba
dan jual beli. Sedangkan mereka menyatakan jual beli dan riba itu sama, karena
sama-sama menarik keuntungan didalamnya. Padahal keduanya berbeda. Jual beli
jelas dihalalkan karena keuntungan dan manfaat didalamnya, baik yang bersifat
umum maupun khusus. Sedangkan riba diharamkan karena didalamnya ada kedzaliman
dan memakan harta orang lain dengan cara yang bathil. Ini bukan seperti
keuntungan yang ada didalam jual beli yang sifatnya mutualisme (saling
menguntungkan antara penjual dan pembeli). Kita kerja keras siang malam, peras
keringat banting tulang, kadang kepala jadi kaki, kaki jadi kepala hanya untuk
mencicil barang dari riba.. Nauzubillahi minzalik. Ngeri banget kan nge-riba..!
Biarlah orang memandang kita hina namun kita hidup seadanya dan semampunya
serta mengharap ridha Allah SWT. In sya Allah semua akan menjadi berkah. Toh,
semua yang kita miliki di dunia ini adalah milik Allah SWT.
Diatas segala yang kita usahakan, ada
takdir Allah yang menjadi ketentuan-Nya. Bahwa dalam hidup, tak semua yang kita
inginkan akan terwujud, sekalipun kita merasa sudah maksimal berusaha dan
berdoa. Maka tetaplah berbaik sangka pada apa yang menjadi ketetapan-Nya.
Karena bisa jadi, Allah telah mempersiapkan sesuatu yang lebih baik dari apa
yang sudah kita usahakan. Namun, Allah mempunyai cara lain untuk memberikannya
kepada kita. Entah itu ditambah dengan ujian waktu, sakit, kegagalan atau
lainnya. Maka teruslah berusaha dan tetap yakin pada-Nya. Ibnu Jauzi rahimallah
berkata: “Rencana Allah padamu lebih baik dari rencanamu. Terkadang Allah
menghalangi rencanamu untuk menguji kesabaranmu, maka perlihatkanlah kepada-Nya
kesabaran yang indah. Tak lama kamu akan melihat sesuatu yang
menggembirakanmu”.
Kita sebagai hamba hanya bisa berencana, namun Allah lah
yang menentukan hasilnya, maka serahkan semua hasil akhirnya kepada-Nya,
walaupun itu kadang pahit tak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tapi
yakinlah bahwa itu yang terbaik untukmu, sebab bisa jadi esok akan ada bahagia
dikemudian hari atau Allah akan gantikan dengan sesuatu yang lebih di akhirat
nanti. Tidak selalu apa yang kita harapkan akan menjadi kenyataan, karena yang
tahu yang terbaik bagi kita hanyalah sang pencipta kita. Tidak semua ekspektasi
akan selalu menjadi indah.
Sugesti adalah
Salah Satu Obat Untuk Segala Penyakit
Kami sedang antri periksa kesehatan. Dokter yang kami
kunjungi ini termasuk dokter sepuh, berusia sekitar tujuh puluhan, spesialis
penyakit.
“Silahkan duduk,” sambut dr. Paulus. Aku duduk didepan
meja kerjanya, mengamati pria sepuh berkacamata ini yang sedang sibuk menulis
identitasku di kartu pasien.
“Apa yang dirasakan, Mas?”
Aku pun bercerita tentang apa yang kualami sejak 2013
hingga saat ini. Mulai dari awal merasakan sakit maag, peristiwa-peristiwa kram
perut, ambruk berkali-kali, gejala dan vonis tipes, pengalaman opname dan
endoskopi, derita GERD, hingga tentang radang duodenum dan praktek tat pola
makan Food Combining yang kulakoni.
“Kalau kram perutnya sudah enggak pernah lagi, Pak,”
ungkapku, “Tapi sensasi panas di dada ini masih kerasa, panik juga cemas,
mules, mual. Kalau telat makan, maag saya kambuh. Apalagi setelah beberapa
bulan tata pola makan saya amburadul lagi.”
“Tapi buat puasa kuat ya?”
“Kuat, Pak.”
“Orang kalau kuat puasa, harusnya nggak bisa kena maag!”
Aku terbengong, menunggu penjelasan.
“Asam lambung itu,” terang Pak Paulus, “Diaktifkan oleh
instruksi otak kita. Kalau otak kita bisa mengendalikan persepsi, maka asam
lambung itu akan nurut sendiri. Dan itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang
puasa.”
“Maksudnya, Pak?”
“Orang puasa ‘kan malamnya wajib niat to?”
“Njih, Pak.”
“Nah, niat itulah yang kemudian menjadi kontrol otak atas
asam lambung. Ketika situ sudah bertekad kuat besok mau puasa, besok nggak
makan sejak subuh sampai maghrib, itu membuat otak menginstruksikan kepada
fisik biar kuat, asam lambung pun terkendali. Ya kalau sensasi lapar memang
ada, namanya juga puasa. Tapi asam lambung tidak akan naik, apalagi sampai
parah. Itu syaratnya kalau situ memang malamnya sudah niat mantap. Kalau cuma
di mulut bilang mau puasa tapi hatinya nggak mantap, ya tetap nggak kuat.
Makanya niat itu jadi kewajiban, ‘kan?”
“Iya, ya, Pak,” aku manggut-manggut nyengir.
“Manusia itu, Mas, secara ilmiah memang punya tenaga
cadangan hingga enam puluh hari. Maksudnya, kalau orang sehat itu bisa tetap
bertahan hidup tanpa makan dalam keadaan sadar selama dua bulan. Misalnya puasa
dan buka-sahurnya cuma minum sedikit. Itu kuat. Asalkan tekadnya juga kuat.”
Aku melongo lagi.
“Makanya, dahulu raja-raja Jawa itu sebelum jadi raja,
mereka tirakat dulu. Misalnya puasa empat puluh hari. Bukanya cuma minum air
kali. Itu jaman dulu ya, waktu kalinya masih bersih. Hahaha,” ia tertawa
ringan, menambah rona wajahnya yang memang kelihatan masih segar meski keriput
penanda usia.
Kemudian ia mengambil sejilid buku di rak sebelah kanan
meja kerjanya. Ya, ruang praktek dokter dengan rak buku. Keren sekali. Aku lupa
judul dan penulisnya. Ia langsung membuka satu halaman dan menunjukiku beberapa
baris kalimat yang sudah distabilo hijau.
“Coba baca, Mas: ‘mengatakan adalah mengundang,
memikirkan adalah mengundang, meyakini adalah mengundang’. Jadi kalau situ
memikirkan; ‘ah, kalau telat makan nanti asam lambung saya naik’, apalagi
berulang-ulang mengatakan dan meyakininya, ya situ berarti mengundang penyakit
itu. Maka benar kata orang-orang itu bahwa perkataan bisa jadi doa. Nabi Musa
itu, kalau kerasa sakit, langsung mensugesti diri; ah sembuh. Ya sembuh.
Orang-orang debus itu nggak merasa sakit saat diiris-iris kan karena sudah bisa
mengendalikan pikirannya. Einstein yang nemuin bom atom itu konon cuma lima
persen pendayagunaan otaknya. Jadi potensi otak itu luar biasa,” papar Pak
Paulus.
“Jadi kalau jadwal makan sembarangan berarti sebenarnya
nggak apa-apa ya, Pak?”
“Nah, itu lain lagi. Makan harus tetap teratur, ajeg,
konsisten. Itu agar menjaga aktivitas asam lambung juga. Misalnya situ makan
tiga kali sehari, maka jarak antara sarapan dan makan siang buatlah sama dengan
jarak antara makan siang dan makan malam. Misalnya, sarapan jam enam pagi,
makan siang jam dua belas siang, makan malam jam enam petang. Kalau siang,
misalnya jam sebelas situ rasanya nggak sempat makan siang jam dua belas, ya
niatkan saja puasa sampai sore. Jangan mengundur makan siang ke jam dua
misalnya, ganti aja dengan minum air putih yang banyak. Dengan pola yang
teratur, maka organ didalam tubuh pun kerjanya teratur. Nah, pola teratur itu
sudah bisa dilakukan oleh orang-orang yang puasa dengan waktu buka dan
sahurnya.”
“Ooo, gitu ya Pak,” sahutku baru menyadari.
“Tapi ya itu tadi. Yang lebih penting adalah pikiran
situ, yakin nggak apa-apa, yakin sembuh. Allah sudah menciptakan tubu kita
untuk menyembuhkan diri sendiri, ada mekanismenya, ada enzim yang bekerja
didalam tubuh untuk penyembuhan diri. Dan itu bisa diaktifkan secara optimal
kalau pikiran kita optimis. Kalau situ cemas, takut, kuatir, justru imunitas
situ turun dan rentan sakit juga.”
Pak Paulus mengambil beberapa jilid buku lagi, tentang
‘enzim kebahagiaan’ endorphin, tentang enzim peremajaan, dan beberapa tema
psiko-medis lain tulisan dokter-dokter Jepang dan Mesir.
“Situ juga berkali-kali divonis tipes ya?”
“Iya, Pak.”
“Itu salah kaprah.”
“Maksudnya?”
“Sekali orang kena bakteri thypoid penyebab tipes, maka
antibodi terhadap bakteri itu bisa bertahan dua tahun. Sehingga selama dua
tahun itu mestinya orang tersebut nggak kena tipes lagi. Bagi orang yang
fisiknya kuat, bisa sampai lima tahun. Walaupun memang dalam tes widal hasilnya
positif, tapi itu bukan tipes. Jadi selama ini banyak yang salah kaprah,
setahun sampai tipes dua kali, apalagi sampai opname. Itu biar rumah sakitnya
penuh saja. Kemungkinan hanya demam biasa.”
“Haah?”
“Iya Mas. Kalaupun tipes, nggak perlu dirawat di rumah
sakit sebenarnya. Asalkan dia masih bisa minum, cukup istirahat di rumah dan
minum obat tipes. Sembuh sudah. Dulu, pernah di RS Sardjito, saya anjurkan agar
belasan pasien tipes yang nggak mampu, nggak punya asuransi, rawat jalan saja.
Yang penting tetep konsumsi obat dari saya, minum yang banyak, dan tiap hari
harus cek ke rumah sakit, biayanya gratis. Mereka nurut. Itu dalam waktu
maksimal empat hari sudah pada sembuh. Sedangkan pasien yang dirawat inap,
minimal baru bisa pulang setelah satu minggu, itupun masih lemas.”
“Tapi ‘kan pasien harus bedrest, Pak?”
“Ya ‘kan bisa di rumah.”
“Tapi kalau nggak pakai infus ‘kan lemes terus Pak?”
“Nah situ nggak yakin sih. Saya yakinkan pasien bahwa
mereka bisa sembuh. Asalkan mau nurut dan berusaha seperti yang saya sarankan
itu. Lagi-lagi saya bilang, kekuatan keyakinan itu luar biasa lho, Mas.”
Dahiku berkernyit. Menunggu lanjutan cerita.
“Dulu,” lanjut Pak Paulus, “Ada seorang wanita kena
kanker payudara. Sebelah kanannya diangkat, dioperasi di Sardjito.
Nggak lama, ternyata payudara kirinya kena juga. Karena
nggak segera lapor dan dapat penanganan, kankernya merembet ke paru-paru dan
jantung. Medis di Sardjito angkat tangan.
Dia divonis punya harapan hidup maksimal hanya empat
bulan.”
“Lalu, Pak?” tanyaku antusias.
“Lalu dia kesini ketemu saya. Bukan minta obat atau apa. Dia
cuma nanya; ‘Pak Paulus, saya sudah divonis maksimal empat bulan. Kira-kira
bisa nggak kalau diundur jadi enam bulan?’
Saya heran saat itu, saya tanya kenapa. Dia bilang bahwa
enam bulan lagi anak bungsunya mau nikah, jadi pengen ‘menangi’ momen itu.”
“Waah.. Lalu, Pak?”
“Ya saya jelaskan apa adanya. Bahwa vonis medis itu nggak
seratus persen, walaupun prosentasenya sampai sembilan puluh sembilan persen,
tetap masih ada satu persen berupa kepasrahan kepada Tuhan yang bisa
mengalahkan vonis medis sekalipun. Maka saya bilang, sudah Bu, situ nggak usah
mikir bakal mati empat bulan lagi. Justru situ harus siap mental, bahwa hari
ini atau besok situ siap mati. Kapanpun mati, siap!
Begitu, situ pasrah kepada Tuhan, siap menghadap Tuhan
kapanpun. Tapi harus tetap berusaha bertahan hidup.”
Aku tambah melongo. Tak menyangka ada nasehat macam itu.
Kukira ia akan memotivasi si ibu agar semangat untuk sembuh, malah disuruh siap
mati kapanpun. Oiya, mules mual dan berbagai sensasi ketidaknyamanan sudah tak
kurasakan lagi.
“Dia mau nurut. Untuk menyiapkan mental siap mati
kapanpun itu dia butuh waktu satu bulan. Dia bilang sudah mantap, pasrah kepada
Tuhan bahwa dia siap. Dia nggak lagi mengkhawatirkan penyakit itu, sudah sangat
enjoy. Nah, saat itu saya cuma kasih satu macam obat. Itupun hanya obat anti
mual biar dia tetap bisa makan dan punya energi untuk melawan kankernya.
Setelah hampir empat bulan, dia check-up lagi ke Sardjito
dan disana dokter yang meriksa geleng-geleng. Kankernya sudah berangsur-angsur
hilang!
“Orangnya masih hidup, Pak?”
“Masih. Dan itu kejadian empat belas tahun lalu.”
“Wah, wah, wah..”
“Kejadian itu juga yang menjadikan saya yakin ketika
operasi jantung dulu.”
“Lhoh, njenengan pernah Pak?”
“Iya.
“Dulu saya operasi bedah jantung di Jakarta. Pembuluhnya
sudah rusak. Saya ditawari pasang ring. Saya nggak mau. Akhirnya diambillah
pembuluh dari kaki untuk dipasang di jantung. Saat itu saya yakin betul sembuh
cepat. Maka dalam waktu empat hari pasca operasi, saya sudah balik ke Jogja,
bahkan dari bandara kesini saya nyetir sendiri. Padahal umumnya minimal dua
minggu baru bisa pulang. Orang yang masuk operasi yang sama bareng saya baru
bisa pulang setelah dua bulan.”
Pak Paulus mengisahkan pengalamannya ini dengan mata
berbinar. Semangatnya meluap-luap hingga menular ke pasiennya ini. Jujur saja,
penjelasan yang ia paparkan meningkatkan harapan sembuhku dengan begitu
drastis. Persis ketika dua tahun lalu pada saat ngobrol dengan Bu Anung tentang
pola makan dan kesehatan. Semangat menjadi kembali segar!
“Tapi ya nggak cuma pasrah terus nggak mau usaha. Saya
juga punya kenalan dokter,” lanjutnya,
“Dulu tugas di Bethesda, aslinya Jakarta, lalu pindah
mukim di Tennessee, Amerika. Di sana dia kena kanker stadium empat. Setelah
divonis mati dua bulan lagi, dia akhirnya pasrah dan pasang mental siap mati
kapanpun. Hingga suatu hari dia jalan-jalan ke perpustakaan, dia baca-baca buku
tentang Afrika. Lalu muncul rasa penasaran, kira-kira gimana kasus kanker di
Afrika. Dia cari-cari referensi tentang itu, nggak ketemu. Akhirnya dia hubungi
kawannya, seorang dokter di Afrika Tengah. Kawannya itu nggak bisa jawab. Lalu
dihubungkan langsung ke kementerian kesehatan sana. Dari kementerian, dia dapat
jawaban mengherankan, bahwa disana nggak ada kasus kanker. Nah dia pun kaget,
tambah penasaran.”
Pak Paulus jeda sejenak. Aku masih menatapnya penuh
penasaran juga, “Lanjut, Pak,” benakku.
“Beberapa hari kemudian dia berangkat ke Afrika Tengah.
Di sana dia meneliti kebiasaan hidup orang-orang pribumi. Apa yang dia temukan?
Orang-orang disana makannya sangat sehat. Yaitu
sayur-sayuran mentah, dilalap, nggak dimasak kayak kita. Sepiring porsi makan
itu tiga perempatnya sayuran, sisanya yang seperempat untuk menu karbohidrat.
Selain itu, sayur yang dimakan ditanam dengan media yang organik. Pupuknya
organik pake kotoran hewan dan sisa-sisa tumbuhan. Jadi ya betul-betul sehat. Nggak kayak kita,
sudah pupuknya pakai yang berbahaya, eh pakai dimasak pula. Serba salah kita. Bahkan
beras merah dan hitam yang sehat-sehat itu, kita nggak mau makan. Malah kita
jadikan pakan burung, ya jadinya burung itu yang sehat, kitanya sakit-sakitan.”
Keterangan ini mengingatkanku pada obrolan dengan Bu
Anung tentang sayur mayur, menu makanan serasi, hingga beras sehat. Pas sekali.
“Nah dia yang awalnya hanya ingin tahu, akhirnya
ikut-ikutan. Dia tinggal di sana selama tiga mingguan dan menalani pola makan
seperti orang-orang Afrika itu.”
“Hasilnya, Pak?”
“Setelah tiga minggu, dia kembali ke Tennessee.
Dia mulai menanam sayur mayur di lahan sempit dengan cara
alami. Lalu beberapa bulan kemudian dia check-up medis lagi untuk periksa
kankernya,”
“Sembuh, Pak?”
“Ya! Pemeriksaan menunjukkan kankernya hilang.
Kondisi fisiknya berangsur-angsur membaik. Ini bukti
bahwa keyakinan yang kuat, kepasrahan kepada Tuhan, itu energi yang luar biasa.
Apalagi ditambah dengan usaha yang logis dan sesuai
dengan fitrah tubuh. Makanya situ nggak usah cemas, nggak usah takut..”
Takjub, tentu saja.
Pada momen ini Pak Paulus menghujaniku dengan
pengalaman-pengalamannya di dunia kedokteran, tentang kisah-kisah para pasien
yang punya optimisme dan pasien yang pesimis. Aku jadi teringat kisah serupa
yang menimpa alumni Madrasah Huffadh Al-Munawwir, pesantren tempatku belajar
saat ini.
Singkatnya, santri ini mengidap tumor ganas yang bisa
berpindah-pindah benjolannya. Ia divonis dokter hanya mampu bertahan hidup dua
bulan. Terkejut atas vonis ini, ia misuh-misuh di depan dokter saat itu. Namun pada
akhirnya ia mampu menerima kenyataan itu. Ia pun bertekad menyongsong maut
dengan percaya diri dan ibadah. Ia sowan ke Romo Kiai, menyampaikan maksudnya
itu. Kemudian oleh Romo Kiai, santri ini diijazahi (diberi rekomendasi amalan)
Riyadhoh Qur’an, yakni amalan membaca Al-Quran tanpa
henti selama empat puluh hari penuh, kecuali untuk memenuhi hajat dan kewajiban
primer. Riyadhoh pun dimulai. Ia lalui hari-hari dengan membaca Al-Quran tanpa
henti. Persis di pojokan aula Madrasah Huffadh yang sekarang. Karena merasa
begitu dingin, ia jadikan karpet sebagai selimut.
Hari ketiga puluh, ia sering muntah-muntah, keringatnya
pun sudah begitu bau. Bacin, mirip bangkai tikus, kenang narasumber yang
menceritakan kisah ini padaku. Hari ke tiga puluh lima, tubuhnya sudah nampak
lebih segar, dan ajaibnya, benjolan tumornya sudah hilang. Selepas rampung
riyadhoh empat puluh hari itu, dia kembali periksa ke rumah sakit di mana ia
divonis mati. Pihak rumah sakit pun heran. Penyakit pemuda itu sudah hilang,
bersih, dan menunjukkan kondisi vital yang sangat sehat! Aku pribadi sangat
percaya bahwa gelombang yang diciptakan oleh ritual ibadah bisa mewujudkan
energi positif bagi fisik. Khususnya energi penyembuhan bagi mereka yang sakit.
Memang tidak mudah untuk sampai ke frekuensi itu, namun harus sering dilatih.
Hal ini diiyakan oleh Pak Paulus.
“Untuk melatih pikiran biar bisa tenang itu cukup dengan
pernapasan. Situ tarik napas lewat hidung dalam-dalam selama lima detik,
kemudian tahan selama tiga detik. Lalu hembuskan lewat mulut sampai tuntas.
Lakukan tujuh kali setiap sebelum Shubuh dan sebelum Maghrib. Itu sangat
efektif. Kalau orang pencak, ditahannya bisa sampai tujuh detik. Tapi kalau
untuk kesehatan ya cukup tiga detik saja.”
Nah, anjuran yang ini sudah kupraktekkan sejak lama.
Meskipun dengan tata laksana yang sedikit berbeda. Terutama untuk mengatasi
insomnia. Memang ampuh. Yakni metode empat-tujuh-delapan. Ketika merasa susah
tidur alias insomnia, itu pengaruh pikiran yang masih terganggu berbagai hal.
Maka pikiran perlu ditenangkan, yakni dengan pernapasan. Tak perlu obat, bius,
atau sejenisnya, murah meriah.
Pertama, tarik napas lewat hidung sampai detik keempat,
lalu tahan sampai detik ketujuh, lalu hembuskan lewat mulut pada detik
kedelapan. Ulangi sebanyak empat sampai lima kali. Memang iya mata kita tidak
langsung terpejam ngantuk, tapi pikiran menjadi rileks dan beberapa menit
kemudian tanpa terasa kita sudah terlelap. Awalnya aku juga agak ragu, tapi
begitu kucoba, ternyata memang ampuh. Bahkan bagi yang mengalami insomnia sebab
rindu akut sekalipun.
“Gelombang yang dikeluarkan oleh otak itu punya energi
sendiri, dan itu bergantung dari seberapa yakin tekad kita dan seberapa kuat
konsentrasi kita,” terangnya,
“Jadi kalau situ sholat dua menit saja dengan khusyuk,
itu sinyalnya lebih bagus ketimbang situ sholat sejam tapi pikiran situ
kemana-mana, hehehe.”
Duh, terang saja aku tersindir di kalimat ini.
“Termasuk dalam hal ini adalah keampuhan sholat malam. Sholat
tahajud. Itu ketika kamu baru bangun di akhir malam, gelombang otak itu pada
frekuensi Alpha. Jauh lebih kuat daripada gelombang Beta yang teradi pada waktu
Isya atau Shubuh. Jadi ya logis saja kalau doa di saat tahajud itu begitu cepat
‘naik’ dan terkabul. Apa yang diminta, itulah yang diundang. Ketika tekad situ
begitu kuat, ditambah lagi gelombang otak yang lagi kuat-kuatnya, maka sangat
besar potensi terwujud doa-doa situ.”
Tak kusangka Pak Paulus bakal menyinggung perihal sholat
segala. Aku pun ternganga. Ia menunjukkan sampul buku tentang ‘enzim panjang
umur’.
“Tubuh kita ini, Mas, diberi kemampuan oleh Allah untuk
meregenerasi sel-sel yang rusak dengan bantuan enzim tertentu, populer disebut
dengan enzim panjang umur. Secara berkala sel-sel baru terbentuk, dan yang lama
dibuang. Ketika pikiran kita positif untuk sembuh, maka yang dibuang pun
sel-sel yang terkena penyakit. Menurut penelitian, enzim ini bisa bekerja
dengan baik bagi mereka yang sering merasakan lapar dalam tiga sampai empat
hari sekali.”
Pak Paulus menatapku, seakan mengharapkan agar aku
menyimpulkan sendiri.
“Puasa?”
“Ya!”
“Senin-Kamis?”
“Tepat sekali! Ketika puasa itu regenerasi sel
berlangsung dengan optimal.
Makanya orang puasa sebulan itu juga harusnya bisa jadi
detoksifikasi yang ampuh terhadap berbagai penyakit.”
Lagi-lagi, aku manggut-manggut. Tak asing dengan teori
ini.
“Pokoknya situ harus merangsang tubuh agar bisa
menyembuhkan diri sendiri. Jangan ketergantungan dengan obat. Suplemen yang
nggak perlu-perlu amat,nggak usahlah. Minum yang banyak, sehari dua liter, bisa
lebih kalau situ banyak berkeringat, ya tergantung kebutuhan. Tertawalah yang
lepas, bergembira, nonton film lucu tiap hari juga bisa merangsang produksi
endorphin, hormon kebahagiaan. Itu akan sangat mempercepat kesembuhan. Penyakit
apapun itu! Situ punya radang usus kalau cemas dan khawatir terus ya susah
sembuhnya. Termasuk asam lambung yang sering kerasa panas di dada itu.”
Terus kusimak baik-baik anjurannya sambil mengelus perut
yang tak lagi terasa begah. Aneh.
“Tentu saja seperti yang saya sarankan, situ harus
teratur makan, biar asam lambung bisa teratur juga. Bangun tidur minum air
hangat dua gelas sebelum diasupi yang lain. Ini saya kasih vitamin saja buat
situ, sehari minum satu saja. Tapi ingat, yang paling utama adalah kemantapan
hati, yakin, bahwa situ nggak apa-apa. Sembuh!”
Begitulah. Perkiraanku yang tadinya bakal disangoni
berbagai macam jenis obat pun keliru.
Hanya dua puluh rangkai kaplet vitamin biasa, Obivit,
suplemen makanan yang tak ada ? kaitannya dengan asam lambung apalagi GERD. Hampir
satu jam kami ngobrol di ruang praktek itu, tentu saja ini pengalaman yang tak
biasa. Seperti konsultasi dokter pribadi saja rasanya. Padahal saat keluar,
kulihat masih ada dua pasien lagi yang kelihatannya sudah begitu jengah
menunggu.
“Yang penting pikiran situ dikendalikan, tenang dan
berbahagia saja ya,” ucap Pak Paulus sambil menyalamiku ketika hendak pamit. Dan
jujur saja, aku pulang dalam keadaan bugar, sama sekali tak merasa mual, mules,
dan saudara-saudaranya.
Terima kasih Pak Paulus.
Kadipiro Yogyakarta,
2016
Rasulullah S.A.W bersabda: "Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang
yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal
dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
Yang namanya iman dan semangat manusia itu kadang
bertambah dan kadang berkurang. Sering kita lagi semangat banget buat ibadah,
tapi gak jarang juga datang rasa malas.
Wajar gak kita suka malas ?
Wajar, asal jangan kelamaan. Dan kalo berasa hati ini
lagi kurang semangat, baiknya kita namakan diri kita lagi "panasin
mesin".
Jangan bilang lagi malas, lagi down, lagi turun semangat
...
Wah negatif banget kalimatnya. Ingat kalimat negatif akan
merangsang emosi jadi negatif juga. Kalimat yang kita ucapkan atau yang sekedar
ada dalam pikiran kita, menentukan apa tindakan kita. Makanya ganti dengan
kalimat yang maknanya sama, tapi sugestinya positif. Kalau kita lagi panasin
mesin mobil, kan biasanya karena mobilnya mau kita pakai jalan. Jadi
konotasinya mobil emang lagi berhenti tapi sudah siap melaju. Asyik kan ? 😊
In Sya Allah selanjutnya ketika kita sedang malas lagi,
kita ganti istilahnya dengan "panasin mesin", itu pertanda sudah siap
dan mau melaju lagi semangatnya. Karena sugesti itu dapat meningkatkan semangat
untuk diri sendiri maupun orang lain, bahkan sugesti dari seseorang menjadi
salah satu obat untuk segala penyakit.
Tersenyumlah..!!
Ketetapan Allah adalah yang terbaik,
apapun itu bersyukurlah. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu, Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untukmu. Dan Allah memberikan
apa yang kamu butuhkan bukan apa yang kamu inginkan. Ada saat-saat kita merasa
sedih, menargetkan lulus kuliah ditahun kemarin tapi tak tercapai, ingin sekali
menikah tapi belum dipertemukan dengan jodoh, ingin sekali mendapat pekerjaan
lebih baik tapi apa daya lamaran pekerjaan ditolak lagi, mendambakan lahirnya
buah hati sudah lama menanti tapi tak kunjung hadir, mendapat musibah lain
serta mungkin masih ada berbagai macam ujian yang harus kita lalui. Sedih?
Pasti seketika terasa sedih, tapi jangan berlarut-larut ya?
Tersenyumlah! Ingatlah ini semua
terjadi atas kehendak Allah SWT, dan jangan lupa bahwa pasti ada hikmah
disetiap ketetapan Allah SWT.
(Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.) (QS.Al-Baqarah : 216)
Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang
memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada
qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa setiap manusia semuanya telah
dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan
bumi. Meletakkan ayat diatas sebagai pedoman hidup akan membuat hati menjadi
tenang, nyaman dan jauh dari keresahan. Jika seluruh rencana kita tidak terjadi
seperti yang diharapkan, tersenyumlah dan ingatlah manusia mendesain dengan
cita-cita dan Allah mendesainnya dengan cinta.
Sembunyikan emosimu dengan diam, dan
kunci diammu dengan sabar dan perlihatkan sabarmu dengan senyuman. Biarkan
dunia bertanya-tanya bagaimana mungkin kamu bisa diam dan sabar dengan
senyuman. Tetaplah tersenyum meski amarah membuncah, karena seringkali amarah
justru menghancurkan kita, maka biarkan senyuman yang datang untuk menguatkan.
Senyuman paling indah adalah senyuman seseorang dalam berjuang melawan airmata.
Satu senyuman yang tulus lebih bisa meninggalkan kesan yang dalam dari pada
deretan kata yang sama sekali tidak berguna, karena tidak ada sesuatu yang
indah dan menyenangkan sealin menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama
wajah yang kita cintai.
Semasa hidupnya, Rasulullah SAW
senantiasa suka tersenyum kepada semua orang yang ditemuinya. Melalui senyuman,
ia dapat membuat orang lain bahagia. Rasulullah juga selalu tersenyum ketika
para sahabatnya sedang bergurau bersama. Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW ini
senantiasa dicontohkan kepada para sahabat semasa hidupnya. Manisnya senyuman
seseorang hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang mencintai dengan hati.
Tetaplah tersenyum meskipun kamu bukanlah pemeran utama dalam cerita yang
berjudul bahagia. Maka tersenyumlah..!!
Tidak
Semua Orang Punya Gaji, Tetapi Setiap Orang Punya Rezeki
Gaji
ada slipnya, rezeki tidak ada. Gaji dari Bos, rezeki dari Allah, gaji dijemput
dengan kerja, rezeki dijemput dengan takwa. Gaji bisa diduga, rezeki sering
datang tak terduga, gaji hanya berupa uang, rezeki bisa berupa banyak hal, gaji
mungkin sudah besar, tapi terasa kurang, rezeki itu selalu mencukupi meski tak
seberapa. Gaji harus dikejar, dicari dan diusahakan dengan bekerja, namun
rezeki bisa datang bagi orang yang percaya, tidak semua orang memiliki gaji,
tetapi setiap orang memiliki rezeki, gaji bisa saja tertukar, tetapi rezeki
tidak akan pernah tertukar. Memang rezeki sudah ada yang mengatur, yaitu Allah
SWT. Ada rezeki untuk orang malas, ada rezeki untuk orang rajin. Ada rezeki
untuk orang yang hanya menunggu, ada rezeki untuk orang yang menjemput. Ada
rezeki untuk orang yang mengeluh dan ada rezeki untuk orang yang bersyukur. Dan
sesungguhnya, rezeki itu hanya untuk orang yang jujur. Untuk pencuri dan
koruptor, banyaknya uang curian mereka bukanlah rezeki, tapi besarnya ukuran
hukuman yang pasti dikenakan atas mereka. Aturan Allah SWT sangat tepat, tidak
mungkin meleset. Rezeki sudah ada yang mengatur, kita tinggal patuh dalam
kejujuran dan kerja keras.
Rezeki itu mengikuti wadahnya.
Sampai sekarang, begitu banyak orang yang ingin agar rezekinya berlimpah.
Sampai-sampai, ada yang merantau ke negeri orang hanya untuk mengais rezeki
disana. Namun faktanya, tak sedikit pula yang pulang dengan tangan hampa.
Alias, tak berhasil. Ada juga yang sudah membangun usaha berkali-kali dan
berganti-ganti, tapi belum juga menuai hasil. Lantas, keterpurukan yang
dialami. Kawan, ketahuilah bahwa rezeki itu pasti datang disetiap makhluk-Nya.
Jangankan manusia, hewan pun sudah dijatah rezekinya oleh Allah. Dan perlu Anda
tahu bahwa rezeki itu mengikuti wadahnya. Jika wadahnya kecil, mau rezeki
sebesar apa pun, ya tetap sesuai dengan takaran wadahnya. Beda lagi kalau
wadahnya besar, maka rezeki sebesar apa pun bisa lebih mudah ditampung.
Sayangnya, tak banyak orang menyadari akan wadah ini. Salah satu wadah yang dimaksudkan
adalah mindset. Ya, mindset. Jika Anda punya penghasilan Rp 5 juta per bulan.
Lalu, Anda inginkan dapat penghasilan lebih dari itu, tapi Anda sudah cukup
nyaman dengan penghasilan itu, maka rezeki Anda ya segitu. Anda perlu mengubah
cara berpikir Anda soal uang. Anda perlu mengganti program pikiran Anda tentang
uang. Anda perlu merombak mindset Anda soal uang. Jika Anda ingin kaya, tapi
Anda merasa miskin karena fakta yang Anda alami adalah miskin, mana bisa jadi
kaya. Kalau Anda ingin penghasilan besar
tapi Anda merasa sulit mencapainya, mana mungkin bisa tercapai. Anda ingin
punya banyak uang, tapi merasa sulit mendapatkan uang, ini juga yang
menghambat. Kalau Anda ingin punya
penghasilan lebih besar dari sekarang, maka besarkan dulu wadahnya. Salah satu
caranya adalah mengubah mindset bahwa Anda bisa mendapatkannya, dan Anda merasa
terus berlimpah. Pantaskan diri Anda untuk layak berlimpah dengan mengakses
keberlimpahan dalam diri Anda. Ganti kata susah jadi mudah, coret kata “tidak”
bisa, jadi “bisa” dan seterusnya. Jika mindset sudah benar, insya Allah Anda
lebih gampang mendapatkan uang.
Fokuskanlah
pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu jangan
menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal
adalah dua hal yang sudah dijamin selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti
datang. Hanya Allah yang memberi rezeki. Allah bersendirian dalam memberi
rezeki tersebut, tanpa bersekutu dengan selain-Nya. Allah SWT berfirman yang
artinya:
[Hai
manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang
dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada ilah
(sesembahan yang berhak) selain Dia, maka mengapakah kamu berpaling (dari
ketauhidan?)] (QS. Fathir:3)
Jangan takut tidak punya rezeki. “Allah yang menciptakan kamu, kemudian
memberimu rezeki, lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali)”. (QS.
Ar-Ruum:40).
Itu semua sungguh mudah bagi Allah sang
pemilik alam semesta. Jika kita takut tidak punya rezeki maka secara otomatis
kita tidak yakin bahwa Allah Ta’ala lah yang memberikan rezeki. Karena tidak
akan datang rezeki seseorang jika memang tidak diizinkan oleh Allah SWT. Maka
dari itu tugas kita adalah benar-benar meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah
lah satu-satunya yang dapat memberikan rezeki kepada kita, dan pasti akan
datang kepada kita. Dan tentu rezeki akan datang asalkan kita mau berusaha
berikhtiar dan juga bertawakkal kepada Allah SWT.
Skenario Kehidupan
Terkadang, yang
menurut kita baik belum tentu baik menurut Allah, Allah menjauhkan seseorang
dari hidupmu berarti Allah tahu dia bukan yang terbaik untukmu, dan ketika
Allah beri suatu cobaan berarti Allah yakin, bahwa kamu adalah manusia kuat
yang bisa melewati cobaan dari-Nya agar menjadi manusia lebih kuat dari
sebelumnya. Memang sih? Terkadang proses menjadi manusia yang lebih baik dan
lebih kuat sangat menguji. Tetapi, bukan berarti kamu menyerah begitu saja.
Perjalanan masih sangat panjang, masih banyak rintangan yang perlu kita hadapi,
masih banyak harapanyang belum tercapai. ‘Gak apa-apa melelahkan, kamu berhak
untuk istirahat, tapi jangan lupa kamu punya kewajiban juga untuk berusaha
kembali.’
Membentuk dirimu
sebagai sosok yang tangguh dan hebat, tidaklah segampang membalikkan telapak
tangan. Namun semuanya harus melalui proses panjang yang terkadang membuatmu
menangis dan mengelus dada. In sya Allah, hasilnya setelah itu akan manis dan
membuatmu tersenyum. Apapun yang Allah takdirkan kepada kita, susah ataupun
senang sebagai hamba yang baik tentunya harus kita terima dengan senang hati
dan lapang dada. Karena pada dasarnya kita ini hanyalah seorang aktor film yang
kerjaannya harus tunduk patuh sesuai skenario sang sutradara. Jika aksi kita
bagus maka akan bagus pula di mata sutradara dan jika sudah bagus di mata
sutradara maka secara otomatis tarif/bayaran/ pamor kita pun akan semakin naik
dan mahal harganya. Karena Allah SWT itu maha tahu apa yang kita butuhkan,
bukan apa yang kita inginkan.
Semua yang terjadi
dalam kehidupan ini bukanlah suatu kebetulan. Allah sudah rancangkan
skenarionya untuk masing-masing orang. Allah jadi sutradara, manusia pemeran
utama, hewan dan tumbuhan seperti pelengkap dan cobaan adalah iklan, begitulah
hidup. Semua yang kita alami dalam kehidupan ini baik itu berupa cobaan yang
berbalut kesedihan dan kesengsaraan maupun kenikmatan yang berbungkus
kebahagiaan, semuanya itu hanyalah sebuah siklus yang telah pernah dialami dan
dirasakan oleh orang-orang terdahulu. Maka dari itu nikmatilah hidup ini dengan
keikhlasan dan hati yang lapang.
Jika semua takdir
sudah terencana oleh skenario Allah, maka semuanya sudah usai. Takkan ada yang
dapat merubahnya. Kita sebagai manusia hanya pemain dalam drama yang telah
Allah tulis dan gariskan dalam skenarionya. Kita tidak bisa jadi pengatur jalan
cerita. Hanya sebagai pemeran. So, jadilah dirimu pemeran yang terbaik dalam
skenario-Nya, agar kelak kamu mendapat predikat menjadi pemeran utama di yaumul
akhir. Sesungguhnya skenario Allah lah
yang terbaik. Allah selalu punya skenario terindah untuk hamban-Nya. Kita hanya
perlu bersabar dan ikhlas dalam menanti. Bersyukur atas semua kebaikan dan
ujian yang Allah berikan pada kita. Kita hanya perlu menjadi hamba-Nya yang
taat. Planing Allah itu selalu terbaik, percayalah 1 kekecewaan yang kamu
temukan akan Allah kembalikan dengan 1000 kebahagiaan. Kehidupan adalah
serangkaian kejadian yang harus dilewati untuk diambil hikmahnya, tidak ada
yang kebetulan di dunia ini, semuanya telah diatur sedemikian rupa oleh Allah
dengan sangat sempurna. Yakinlah, Allah tidak menjadikan suatu peristiwa di
dunia ini tanpa ada maksud dan tujuan. Pasti ada banyak hikmah dibalik semua
kejadian. Karena Allah adalah sebaik-baik perencana maka kita harus yakin bahwa
dibalik semua kejadian apapun itu pasti ada sebuah pembelajaran. Skenario
kehidupan kita sudah tertulis indah, sudah Allah rencanakan sebaik mungkin maka
kita harus menjalaninya dan memastikan jika disetiap lembar kita buka dengan
doa dan iman. Karena selalu ada kebaikan disetiap ketetapan Allah sang
sutradara.
Jangan sibuk
mencari pertolongan selain pertolongan Allah SWT. Karena pada akhirnya hanyalah
pertolongan Allah yang akan mengarahkan kita pada jalan-jalan terbaik yang
diridhai oleh Allah. Belajarlah untuk menyerahkan setiap apapun skenario hidup
kita hanya kepada Allah. La haula wala
quwwata illa billah.
Semua yang
mengatur urusan kehidupan kita hanya Allah semata. Belajarlah bersandar kepada
Allah dalam setiap skenario kehidupan yang kita jalani. Karena jika kita
bersandar kepada selain Allah, maka bersiap-siaplah untuk menerima segala
kekecewaan dalam kehidupan ini. Belajarlah untuk menyerahkan skenario hidup
kita hanya kepada Allah SWT. Karena semua yang terjadi telah tertulis di lauhul
mahfudz, setiap langkah perjalanan hidup kita. Dengan siapa kita kenal, dengan
siapa kita berteman, dengan siapa kita berjodoh dan kapan ajal tiba. Jadi tidak
perlu risau dengan perjalanan hidupmu. Kita hanya berencana, tapi Allah lah
sebaik-baik perencana. Dan rencana Allah lah yang terbaik untuk kehidupan kita.
Suatu hari nanti, rekaman kehidupan mu akan diputar ulang
dihadapan kedua matamu. Maka berusahalah agar hisabmu layak untuk ditonton
dan dipertontonkan.
0 komentar:
Posting Komentar